Vakansiinfo – Apa Itu Stres? Banyak orang menganggap stres sebagai hal yang negatif, sehingga mereka berusaha menghindarinya. Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyebab stres adalah respons alami manusia terhadap tekanan atau perubahan dalam kehidupan. Setiap orang pasti akan mengalami stres, namun cara kita merespons stres lah yang menentukan kesehatan mental kita.
Stres adalah kondisi yang di rasakan saat seseorang menghadapi tantangan atau berada dalam situasi yang mengharuskan kita menyesuaikan diri secara cepat. Stres yang memotivasi dan memacu kita di namakan eustress atau stres positif. Eustress bermanfaat dalam memacu kreativitas, menimbulkan inspirasi, rasa bahagia, serta menyehatkan tubuh. Contohnya, eustress membantu kita menyelesaikan pekerjaan sebelum tenggat waktu, mengejar prestasi, dan lain sebagainya.
Sebaliknya, distress adalah stres negatif yang timbul ketika kita tidak sanggup mengatasi tekanan atau tantangan yang dihadapi. Distress menimbulkan perasaan tidak nyaman, kewalahan, cemas, dan gelisah, yang jika berkelanjutan dengan intensitas tinggi dapat merusak kesehatan mental.
Jenis Stres
Distress terbagi menjadi dua jenis berdasarkan lama berlangsungnya, yaitu stres akut dan stres kronis.
- Stres akut terjadi saat kita dihadapkan pada situasi mendesak atau membahayakan, seperti macet parah yang bisa membuat kita terlambat, atau melihat orang menyeberang jalan sehingga harus menginjak rem dengan cepat. Stres jenis ini biasanya berlangsung dalam jangka pendek, mudah ditangani, dan akan mereda dengan sendirinya jika pemicu stres sudah hilang.
- Stres kronis berlangsung lebih lama, hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Contohnya, menghadapi masalah keuangan, konflik dalam rumah tangga atau tempat kerja. Seringkali orang tidak menganggap jenis stres ini serius, bahkan menjadi terbiasa. Namun, jika tidak dituntaskan, stres kronis dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, baik fisik maupun emosional.
Gejala-Gejala Stres
Gejala stres bisa berasal dari diri sendiri maupun faktor lingkungan. Saat mengalami stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin, yang memicu reaksi dalam tubuh seperti jantung berdetak lebih cepat, otot menegang, napas lebih cepat, tekanan darah meningkat, dan sinyal kewaspadaan meningkat.
Gejala-gejala stres dapat di bagi menjadi beberapa kategori:
Gejala Psikis
- Mudah merasa frustrasi dan marah
- Suasana hati berubah-ubah
- Merasa bingung dan tidak berguna
- Pikiran dan perasaan tidak tenang
- Menghindar dari orang lain
- Depresi
Gejala Fisik
- Pusing dan mual
- Lemas
- Diare atau sembelit
- Gangguan tidur atau insomnia
- Gangguan pencernaan
- Obesitas dan penyakit kardiovaskular
- Perubahan berat badan
- Berkeringat
- Gairah dan kemampuan seksual menurun
- Mulut kering dan sulit menelan
- Telinga sering berdenging
- Tubuh gemetar dan jantung berdebar
GejalaKognitif
- Kesulitan fokus
- Mudah lupa
- Pesimis dan berpikiran negatif
- Kesulitan dalam mengambil keputusan
Gejala Perilaku
- Cenderung menghindar dari tanggung jawab
- Gugup atau resah
- Kecanduan merokok atau minuman beralkohol
Jika mengalami gejala-gejala berikut, segera kunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk meminta bantuan dokter, psikiater, atau tenaga kesehatan:
- Tidak bisa mengendalikan rasa takut dan panik
- Tidak mampu beraktivitas sehari-hari
- Sulit melupakan trauma
- Sering merasa pusing dan detak jantung meningkat
- Sulit tidur dan mengalami insomnia
- Berpikir untuk mengakhiri hidup
Stres bisa terjadi pada siapa saja dan penyebabnya beragam, seperti:
- Beban Kerja: Beban kerja yang tidak realistis, tuntutan tinggi di tempat kerja, dan kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
- Krisis Ekonomi: Masalah keuangan atau hutang yang menumpuk.
- Peristiwa Buruk: Kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian orang yang dicintai.
- Penyakit Kronis: Mengidap penyakit atau gangguan kesehatan jangka panjang.
- Ketidakpastian: Kekhawatiran terhadap masa depan, pendidikan, atau karir.
- Lingkungan Tidak Aman: Kondisi lingkungan yang tidak aman dan tidak stabil, seperti area konflik atau bencana alam.
Beberapa orang lebih rentan mengalami stres, terutama mereka yang:
- Mengalami gangguan tidur
- Asupan nutrisinya tidak cukup
- Kondisi kesehatan fisik dan mentalnya tidak baik
- Memiliki trauma masa lalu
- Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental
Stres tidak dapat di hilangkan, tapi bisa di redakan. Berikut langkah-langkah mengelola stres:
- Konseling atau Curhat: Ungkapkan beban pikiran dan perasaan kepada orang terdekat atau tenaga kesehatan.
- Mengonsumsi Makanan Sehat: Hindari makanan dan minuman yang dapat memicu stres. Konsumsi makanan bergizi yang kaya vitamin B dan magnesium.
- Berolahraga dan Beraktivitas Fisik: Berolahraga secara rutin dapat membuat tubuh rileks dan suasana hati lebih baik.
- Lakukan Kegiatan yang Anda Minati: Melakukan hobi dapat memicu keluarnya hormon dopamin yang membuat tubuh lebih rileks dan pikiran tenang.
- Berpikir Positif dan Tenang: Meditasi dapat membantu fokus pada pikiran positif.
- Tidur Cukup: Kurangnya waktu dan kualitas tidur dapat menurunkan suasana hati, energi, dan konsentrasi.
- Beribadah dan Mendekatkan Diri pada Tuhan: Meningkatkan keimanan dapat membantu lebih tenang dan tabah.
Diagnosis stres di lakukan dengan kuesioner The Perceived Stress Scale (PSS-10) dan tanya jawab dengan dokter. Dokter mungkin juga melakukan pemeriksaan penunjang seperti tes darah, MRI, dan CT Scan.
Mengelola stres bertujuan untuk membantu menjalani kehidupan sehari-hari tanpa kendala. Langkah-langkah pengobatan stres meliputi:
- Menemukan Penyebab: Mengetahui faktor pemicu stres untuk menuntaskannya.
- Menemukan Solusi: Cari solusi yang paling mudah dilaksanakan dan susun rencana selanjutnya.
- Konsultasi dengan Tenaga Profesional: Mintalah bantuan dokter atau psikiater jika tidak dapat menemukan penyebab stres dan solusinya.
Dengan mengetahui apa itu stres dan cara-cara menanganinya, diharapkan Anda dapat mengatasi stres dengan melakukan hal-hal positif, serta menghindari tindakan negatif yang kurang sehat. Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta segera melakukan pemeriksaan ke dokter atau psikiater jika membutuhkan bantuan dalam mengatasi stres.
(Eff)