Vakansiinfo – Dalam rangka merayakan ulang tahun Jakarta, OK 48 Parfum menghadirkan koleksi parfum tematik yang terinspirasi dari berbagai ikon kota. Bukan sekadar wewangian biasa, rangkaian ini di racik langsung oleh perfumer Nuning di bawah bimbingan Ibu Runti. Pendiri OK 48 Parfum sekaligus pengurus Deskranada DKI Jakarta.
“Parfum yang kami buat ini merupakan pracit parfum. Yaitu kreasi aroma yang kami ramu sendiri dari bahan mentah, bukan parfum siap pakai,” ujar Nuning menjelaskan konsep unik dari parfum yang mereka hasilkan.
Dalam edisi spesial bertema Jakarta, hadir beberapa varian aroma yang menggambarkan ciri khas kota. Seperti Monas, Uduk Betawi, Ondel-Ondel, hingga Oplet Si Doel. Nama-nama ini bukan hanya sekadar label, melainkan mencerminkan karakter aroma masing-masing. Contohnya, varian “Uduk Betawi” mengusung nuansa pandan dan cengkeh, memberikan kesan hangat khas kuliner tradisional Betawi. Sementara “Oplet Si Doel” menyajikan aroma bensin yang lembut, membangkitkan nostalgia terhadap kendaraan legendaris dari sinetron populer “Si Doel”.
Tak hanya terbatas pada Jakarta, OK 48 juga menghadirkan aroma daerah lain seperti “Puan Melayu”. Yang mengambil inspirasi dari budaya Melayu Medan. Aroma ini mencerminkan suasana ritual tepung tawar, dengan sentuhan bunga dan jeruk segar yang lekat dengan tradisi setempat.
Selain koleksi tematik, OK 48 Parfum juga menyediakan layanan custom atau bespoke perfume, di mana pelanggan bisa menciptakan wewangian yang sesuai dengan kepribadian dan selera mereka. “Karena aroma itu sifatnya personal. Yang di sukai satu orang belum tentu cocok bagi orang lain,” tutur Nuning.
Untuk masyarakat yang tertarik belajar meracik parfum, OK 48 juga menyelenggarakan workshop fun blending sebagai kegiatan kreatif yang terbuka bagi siapa saja. “Workshop ini santai, tapi bisa jadi langkah awal untuk berbisnis parfum,” tambahnya.
Menjawab kebutuhan pasar yang menginginkan produk ramah Muslim, OK 48 menggunakan alkohol berbahan dasar nabati seperti tebu atau jagung, dan parfum-parfumnya di klaim halal.
Harga parfum di banderol mulai dari Rp45.000 hingga Rp185.000 tergantung ukuran dan komposisinya. Meski belum memiliki toko fisik tetap, penjualan dilakukan secara daring serta melalui berbagai acara bazar. “Kami sudah mengirim ke banyak daerah, bahkan sampai Berau. Umumnya pelanggan sudah tahu aroma yang mereka cari,” kata Nuning.
Dengan misi mengangkat kekayaan budaya melalui wewangian, OK 48 Parfum menawarkan pengalaman yang tidak hanya menggugah indera penciuman, tapi juga menyentuh sisi emosional dan budaya para penggunanya.
(Sam/red)