Sab. Sep 6th, 2025

Ekonomi Indonesia Tetap Solid, Inflasi Terkendali dan Surplus Perdagangan Tinggi

Ekonomi Indonesia Tetap Solid, Inflasi Terkendali dan Surplus Perdagangan Tinggi

VakansiInfo – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekonomi terbaru yang menunjukkan fundamental Indonesia tetap kokoh di tengah ketidakpastian global. Inflasi Agustus 2025 tercatat sebesar 2,30 persen (yoy), sementara neraca perdagangan mencatatkan surplus USD 4,17 miliar.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menilai capaian ini sebagai bukti fondasi ekonomi nasional masih terjaga. Kondisi likuiditas dinilai sehat, tercermin dari tingginya minat investor terhadap Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk) yang pada lelang terakhir mencapai Rp41,8 triliun, naik signifikan dari Rp33,1 triliun pada lelang sebelumnya.

“Ini menunjukkan sektor keuangan kita kuat. Namun, jangan lupa, sektor keuangan yang stabil harus menyokong sektor riil. Kesenjangan antara keduanya bisa memicu gejolak di masyarakat,” tegas Fakhrul.

Waspadai Tekanan Harga Pangan

Meski inflasi terkendali, Fakhrul mengingatkan adanya risiko kenaikan harga pangan, khususnya beras. Faktor suplai dan distribusi dinilai sebagai kunci utama stabilisasi.

“Stabilisasi harga dimulai dari kebijakan tepat saat musim panen. Jangan sampai persoalan distribusi membuat harga naik dan membebani masyarakat,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa keamanan, ketertiban, dan stabilitas harga adalah prasyarat penting agar ekonomi tetap tumbuh berkesinambungan.

Usulan Pembentukan Komite Stabilitas Sektor Riil (KSSR)

Untuk menjaga keseimbangan antara sektor keuangan dan sektor riil, Fakhrul mengusulkan pembentukan Komite Stabilitas Sektor Riil (KSSR). Konsep ini terinspirasi dari keberhasilan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga pasar keuangan.

Menurutnya, KSSR dapat menjalankan fungsi:

  • Deteksi dini guncangan pasokan.
  • Koordinasi kebijakan sektor riil.
  • Stabilisasi harga dan pasokan barang penting.
  • Komunikasi publik agar ekspektasi tetap terjaga.

Keberhasilan Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) menjadi bukti koordinasi lintas sektor dapat berjalan efektif. Fakhrul menambahkan, sejumlah negara lain sudah memiliki lembaga serupa, seperti Council on Economic and Fiscal Policy (CEFP) di Jepang dan Presidential Committee on Supply Chain Stability di Korea Selatan.

KSSR, menurutnya, bisa melibatkan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, KADIN, perbankan, serta perwakilan pengusaha. Kehadirannya di yakini mampu meningkatkan kepercayaan investor asing (FDI) sekaligus memperkuat prospek industri dalam negeri.

Prospek Pasar Keuangan

Untuk pasar modal, Fakhrul menilai kondisinya relatif membaik. Namun agar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa kembali menembus level 8.000, dibutuhkan lebih dari sekadar stabilitas angka.

“Kita butuh momentum pemulihan ekonomi, rasa aman, dan optimisme investor agar pasar saham bisa kembali bergairah,” pungkasnya.

(Mur)

Related Post