
VakansiInfo – Setiap 26 September, dunia memperingati World Contraception Day atau Hari Kontrasepsi Sedunia. Peringatan ini pertama kali di tetapkan pada 2007 oleh sepuluh organisasi internasional yang bergerak di bidang keluarga berencana.
Tahun ini, Indonesia mengusung tema “Keluarga Berkualitas untuk Indonesia Emas 2045: Kehamilan Terencana, Keluarga Sejahtera.” Tema tersebut menegaskan bahwa perencanaan keluarga yang baik menjadi kunci mencetak generasi berkualitas sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Wahidin, menekankan bahwa kontrasepsi bukanlah hal baru, melainkan bagian dari sejarah panjang peradaban manusia. “Sejak abad ke-19, upaya mengendalikan kelahiran sudah dikenal. Kontrasepsi modern berkembang pesat sejak 1950-an, mulai dari kondom, IUD, hingga teknologi implan yang kini semakin praktis,” jelasnya dalam seminar “Peran Kontrasepsi dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta.
Transisi Demografi dan Tantangan Indonesia
Dalam paparannya, Wahidin juga menyinggung teori transisi demografi. Indonesia kini berada pada fase angka kelahiran dan kematian mendekati seimbang. Total Fertility Rate (TFR) saat ini di angka 2,11, hampir sejalan dengan target ideal 2,1. Namun, masih terdapat disparitas antarwilayah: 19 kabupaten/kota mencatat TFR di bawah 2, sementara daerah lain masih tinggi. “Untuk daerah dengan TFR rendah, kita harus menjaga agar tidak turun terlalu jauh. Sebaliknya, di daerah dengan TFR tinggi, upaya percepatan program KB harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Manfaat Mikro dan Makro Kontrasepsi
Kontrasepsi memberikan manfaat ganda. Pada tingkat keluarga, membantu pasangan usia subur menentukan kapan memiliki anak, menunda kehamilan, menjarangkan kelahiran, hingga mengakhiri kehamilan saat jumlah anak dirasa cukup. Hal ini berhubungan langsung dengan kesejahteraan keluarga, menurunkan risiko kematian ibu dan bayi, serta mencegah kehamilan berisiko.
Pada tingkat nasional, program KB terbukti mendukung percepatan pembangunan. Kajian terbaru menunjukkan setiap investasi satu dolar untuk program KB memberi manfaat hingga 120 dolar bagi pembangunan, termasuk penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem.
BKKBN memastikan bahwa pilihan kontrasepsi sepenuhnya berada di tangan masyarakat dengan dukungan konseling yang berkualitas. “Kami ingin memastikan setiap pasangan mendapatkan informasi lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi sehingga keputusan yang diambil benar-benar tepat,” tegas Wahidin.
Ia menutup paparannya dengan menekankan bahwa pengendalian penduduk adalah salah satu kunci keberhasilan pembangunan. Jika program KB berhasil, maka program-program lain akan lebih mudah tercapai.
(Mur)