VakansiInfo – Di tengah derasnya arus digital dan kemunculan kecerdasan buatan (AI) yang mulai mengubah cara belajar anak-anak, kegiatan menulis tangan di atas kertas kembali jadi sorotan penting bagi dunia pendidikan Indonesia.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara (20/10), Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti menurunnya kebiasaan menulis tangan di kalangan siswa. Ia bahkan mendorong agar pelajaran menulis tangan dikembalikan ke sekolah. Serta pemerintah menyediakan buku tulis gratis bagi siswa yang masih harus berhemat kertas.
Sejalan dengan perhatian itu, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, SiDU (Sinar Dunia), dan Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) berkolaborasi dalam sebuah riset berjudul “Pengaruh Aktivitas Menulis di atas Kertas terhadap Kemampuan Literasi Peserta Didik Sekolah Dasar.”
Penelitian ini melibatkan 2.293 siswa kelas 4 dan 5 SD di Jakarta dan sekitarnya. Dan hasilnya menarik — 81% siswa mengalami peningkatan kemampuan literasi dasar setelah mengikuti kegiatan menulis tangan menggunakan modul dari Akademi Ayo Menulis SiDU.
Menurut Ketua Tim Peneliti, Dr. Murniati Agustian, M.Pd., kegiatan menulis tangan bukan sekadar latihan motorik. Tetapi proses kognitif yang memperkuat daya ingat, pemahaman bacaan, serta kemampuan berpikir kritis.
“Kami berharap para guru dan orang tua memberi ruang lebih bagi anak-anak untuk menulis di atas kertas. Teknologi boleh maju, tapi jangan sampai menghapus keterampilan dasar yang membentuk konsentrasi dan kreativitas,” ujarnya.
Sebagai mitra riset, SiDU (Sinar Dunia) turut berperan aktif memperkuat budaya literasi di Indonesia.
“Menulis tangan melatih kemampuan berpikir kritis dan penguasaan bahasa. Melalui riset ini, kami ingin mendorong sekolah dan pembuat kebijakan. Untuk mengembalikan kebiasaan menulis tangan di kelas,” kata Arif Darmawan, Head of Marketing APP Group – Stationery Business Unit.
Dari sisi pemerintah, hasil riset ini mendapat sambutan positif. Kemendikdasmen dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta menilai. Bahwa kegiatan menulis tangan penting untuk membentuk karakter, melatih fokus, dan memperkuat keterampilan literasi siswa.
Majalah Cahaya Inspirasi Anak (CIA) pun ikut mendukung melalui penyebaran konten ramah anak agar semangat menulis bisa tumbuh dari budaya membaca.
Kegiatan peluncuran riset ini menjadi momen reflektif bagi dunia pendidikan — bahwa menulis tangan di atas kertas bukan tradisi lama, melainkan bagian penting dari proses berpikir dan belajar yang bermakna di era digital.
(Eff/red)



