VakansiInfo – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) memberikan apresiasi tinggi kepada organisasi kepemudaan Indonesiaan Youth Diplomacy (IYD) atas kiprahnya dalam BRICS Youth Summit 2025 yang berlangsung di Brasil, Juli lalu.
Pemerintah berharap, keikutsertaan IYD dapat membuka peluang kolaborasi internasional dan memperkuat peran pemuda Indonesia dalam diplomasi global.
“Kemenpora menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada IYD yang luar biasa menjadi penggerak diplomasi pemuda Indonesia di tingkat global, termasuk sebagai delegasi BRICS Youth Summit 2025 di Brasil,” ujar Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Yohan, dalam kegiatan Post Summit BRICS 2025 di Theater Wisma Menpora, Senayan, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Pemuda sebagai Mitra Strategis Pembangunan Global
Yohan menegaskan, kehadiran pemuda Indonesia di forum internasional menunjukkan bahwa generasi muda tidak hanya menjadi penerima kebijakan, tetapi juga mitra strategis dalam membentuk arah pembangunan global.
“Hal ini sejalan dengan amanat UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan,” ujarnya.
Kemenpora, lanjut Yohan, berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan pemuda yang berdaya saing dan berkontribusi di tingkat internasional, sejalan dengan visi Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir.
“Pak Menpora berkomitmen mendorong pemuda Indonesia agar semakin aktif berbicara di kancah global secara inklusif, terbuka, dan berintegritas. Indikator keberhasilannya dapat dilihat dari meningkatnya **Indeks Pembangunan Pemuda (IPP),” jelasnya.
Ubah Mindset Pemuda: Dari Pencari Kerja Jadi Pencipta Lapangan
Yohan juga mengajak pemuda Indonesia untuk mengubah pola pikir dari sekadar mencari pekerjaan menjadi pencipta lapangan kerja.
“Kita melihat 23,78 persen dari 64,22 juta pemuda Indonesia masih menghadapi tantangan seperti pengangguran dan keterbatasan pendidikan. Ini perlu diatasi dengan memperkuat semangat kewirausahaan,” tegasnya.
Ia menambahkan, organisasi kepemudaan seperti IYD berperan penting dalam melatih kepemimpinan dan kemampuan problem solving pemuda Indonesia.
“Pemuda perlu aktif berorganisasi agar siap menjadi pemimpin masa depan, termasuk bagi mereka yang berasal dari daerah terpencil,” imbuhnya.
Perlu Kolaborasi Lintas Sektor untuk Meningkatkan IPP
Menurut Yohan, peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) tidak bisa dicapai oleh Kemenpora saja, melainkan membutuhkan kerja sama lintas kementerian, lembaga, dan stakeholder.
“Isu kepemudaan adalah isu lintas sektor. Kerja sama harus dilakukan secara kolaboratif untuk memastikan program pembangunan pemuda berjalan optimal,” katanya.
Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS pada 2025 juga membuka peluang baru untuk memperkuat kerja sama global. Tidak hanya dalam ekonomi dan politik, tetapi juga di bidang solidaritas, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan.
“Kami harap kegiatan ini menjadi langkah awal sinergi antara Kemenpora, komunitas, dan organisasi kepemudaan. Untuk memperluas jejaring global pemuda Indonesia,” pungkas Yohan.
Kolaborasi dan Peran Pemuda dalam Pemberdayaan Nasional
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, yang hadir sebagai narasumber, menekankan. Bahwa pemuda memiliki peran penting dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
“Pemuda harus terbuka terhadap perubahan. Dunia bergerak cepat, dan Indonesia yang kini menjadi bagian BRICS tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan pemuda yang mampu menggali potensi bangsa,” ujarnya.
Turut hadir sebagai pembicara, Herman Cahyadi (Head of People & Culture & Head of HR Operation), Diplomat Raditya Kusumaningprang, dan jurnalis Fauzan Al Rasyid, serta Asisten Deputi Pengembangan Kepemudaan Global, Esa Sukmawijaya.
(Mur)



