VakansiInfo – Di era yang serba cepat kayak sekarang, hidup tuh sering terasa seperti lagi dikejar-kejar sesuatu. Baru buka mata, tangan refleks langsung meraih HP buat cek media sosial. Takut ketinggalan berita, gosip terbaru, tren viral, atau story teman. Lama-lama, kita capek sendiri dan mulai muncul pertanyaan, “kok hidup aku gini-gini aja, sih?”
Nah, perasaan itu punya nama: FOMO (Fear of Missing Out) — rasa takut ketinggalan momen seru yang dialami orang lain.
Tapi menariknya, makin banyak Gen Z yang mulai sadar dan langsung “rem tangan.” Mereka nggak mau terus-terusan jadi korban ritme hidup yang terburu-buru. Sebaliknya, mereka lagi getol-getolnya balik ke hidup yang lebih pelan, lebih tenang, dan lebih mindful. Gaya hidup ini dikenal sebagai slow living.
Slow Living Itu Apa, Sih?
Secara gampang, slow living adalah gaya hidup yang ngajak kita buat menikmati hidup lebih perlahan dan penuh kesadaran. Bukan berarti jadi males, rebahan 24 jam, atau nggak produktif ya. Intinya adalah fokus ke hal-hal yang benar-benar penting dan bikin hati adem, tanpa ikut-ikutan arus atau tekanan sosial.
Buat Gen Z, konsep ini ngena banget. Kita tumbuh di era teknologi yang kecepatannya nggak manusiawi—notif nggak pernah mati, eksplor Instagram kayak nggak ada ujung, dan timeline yang sering bikin kita bandingin hidup sendiri sama orang lain. Jadi wajar kalau banyak yang akhirnya overwhelmed, cemas, bahkan burnout.
Dengan slow living, kita punya ruang buat mengenali diri sendiri dan nemuin kebahagiaan dari hal-hal yang sederhana. Misalnya:
- Nggak gampang kebawa tren, tapi lebih ngerti maunya diri sendiri.
- Stres berkurang karena nggak wajib selalu online.
- Hubungan sama orang terdekat jadi lebih tulus.
- Punya waktu buat diri sendiri tanpa rasa bersalah.
Terus, Gimana Cara Mulai Slow Living?
Tenang, kamu nggak perlu pindah ke desa atau tinggal di tengah hutan. Kamu bisa mulai dari hal-hal kecil yang mudah dilakukan setiap hari:
1. Mulai pagi tanpa scroll medsos
Ganti dengan stretching, journaling, atau minum air putih sambil tarik napas panjang. Rasanya lebih fresh, sumpah.
2. Kasih waktu buat diri sendiri
Me time itu bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Mau baca buku, nonton film, atau stroll sendirian sore-sore—semua sah.
3. Pilih aktivitas yang bikin hati adem
Nggak perlu banyak. Yang penting bermakna dan bikin kamu merasa hidup, bukan sekadar jalanin hari.
Di tengah dunia yang bergerak super cepat, slow living ngajarin kita buat berhenti sejenak. Kita nggak harus ikut semua tren atau update 24 jam. Kadang, kebahagiaan justru muncul saat kita berani bilang “cukup” dan mulai jalan sesuai ritme kita sendiri.
Yuk, coba melambat sedikit. Biar kita bukan cuma hidup… tapi benar-benar menikmati hidup.
(Ati)



