Telaah Titik Temu Agama dan Budaya, Sawala Dasa Wacana #7 Ingatkan Jati Diri Nusantara

Telaah Titik Temu Agama dan Budaya, Sawala Dasa Wacana #7 Ingatkan Jati Diri Nusantara

VakansiInfo – Daya Putra Bangsa kembali menggelar Sawala Dasa Wacana #7 di kompleks Edukasi Putra Bangsa, Kampung Pasirangin, Desa Cipicung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 10 Desember 2025 ini di mulai pukul 13.30 WIB hingga 15.30 WIB.

Mengangkat tema “Mencari Titik Temu Agama dan Budaya, Upaya Merekonstruksi Jati Diri Nusantara”. Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh agama, budayawan, dan akademisi. Di antaranya Ki Guru Agus Pranamulia, Ustad Ahmad Taviv, dan sejarawan Rahmat Iskandar. Turut hadir juga Tohir Kulikulo, Ketua KPJ Merdeka Bogor, Wawan Trisnawan beserta anggota Leuit Trasa Ning Rasa, relawan Daya Putra Bangsa, serta OSIS SMK Sirojul Huda 3.

Dalam diskusi, para pembicara menegaskan bahwa agama dan budaya bukanlah dua hal yang harus di pertentangkan. Justru keduanya saling melengkapi dalam kehidupan masyarakat. Ki Guru Pranamulia menjelaskan bahwa budaya hadir untuk membantu agama menerapkan nilai-nilai luhur dalam keseharian. “Dalam Sunda di sebut adu manis, agama bersifat umum sementara budaya adalah bentuk praktiknya,” ungkapnya.

Baca Juga  Kupas Gerakan Pramuka, Sawala Dasa Wacana ke-5 Tekankan Urgensi Pramuka

Telaah Titik Temu Agama dan Budaya, Sawala Dasa Wacana #7 Ingatkan Jati Diri Nusantara

Ustad Ahmad Taviv menambahkan bahwa Nusantara sejak dulu merupakan ruang perjumpaan berbagai agama, bahasa, dan kebudayaan. Bukan ruang kosong yang kemudian di isi, melainkan taman luas tempat harmoni tumbuh secara alami. “Manusia Nusantara menemukan dirinya bukan dalam penyeragaman, tetapi dalam keberagaman yang menyatu,” ujarnya. Menurutnya, mencari titik temu agama dan budaya berarti menghidupkan kembali tradisi dialog, musyawarah, dan saling mendengarkan—warisan intelektual leluhur Nusantara.

Sejarawan Rahmat Iskandar memperkuat pandangan tersebut dengan memberi contoh bagaimana agama yang berpadu dengan budaya melahirkan karya estetika luar biasa. Dari masjid Qordoba di Spanyol, Taj Mahal di India, hingga jejak arsitektur Nusantara seperti Masjid Kudus dan Masjid Agung Jogja, seluruhnya menunjukkan hasil pertemuan agama dan budaya yang memancarkan nilai peradaban. Ia menegaskan bahwa sinergi ini tidak hanya terlihat di arsitektur, tetapi juga di kaligrafi, musik, tari, hingga politik.

Diskusi semakin hidup dengan pertanyaan dan komentar dari generasi muda yang turut hadir. Mereka mendapat kesempatan untuk berdialog langsung dengan para narasumber.

Baca Juga  Daya Putra Bangsa Gelar Balakecrakan Sambut Ramadhan, Pererat Silaturahmi

Intinya, Sawala Dasa Wacana #7 membuka wawasan bahwa di Nusantara, agama pernah menjadi sumber inspirasi estetik, budaya menjadi jembatan etis, dan keduanya bekerja bersama merawat keseimbangan batin. Islam yang datang dengan kedalaman tauhid menemukan ruang ekspresi yang lembut melalui budaya lokal, sementara tradisi leluhur mendapatkan dimensi spiritual baru lewat ajaran ketuhanan.

Dari perjumpaan inilah lahir kearifan yang tampak dalam tembang, tata ruang desa, pakem kesenian, hingga adab pergaulan. Upaya rekonstruksi jati diri Nusantara akan lebih kuat ketika agama dan budaya kembali dipadukan sebagai fondasi peradaban yang mampu memberi inspirasi bagi dunia.

(Ckr03/red)

About The Author

Pilihan Redaksi

HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading Hadirkan Keajaiban Natal “Christmas Candy Wonderland” dan Pesta Tahun Baru “Funtastic Superhero Eps.2”

HARRIS Hotel & Conventions Kelapa Gading Hadirkan Keajaiban Natal “Christmas Candy Wonderland” dan Pesta Tahun Baru “Funtastic Superhero Eps.2”

Dukung Keberlanjutan Ekosistem Transportasi Online, Maxim Gelar Diskusi Panel Inklusif Bersama Pemangku Kepentingan

Dukung Keberlanjutan Ekosistem Transportasi Online, Maxim Gelar Diskusi Panel Inklusif Bersama Pemangku Kepentingan