VakansiInfo – Tantangan perjalanan jauh, jalan berlubang, hingga harus bermalam tidak menghalangi semangat tim Aero Astra Akademia untuk hadir dan berkontribusi bagi pendidikan di Lampung. Bahkan, daerah-daerah terpencil yang justru lebih membutuhkan dukungan menjadi prioritas dalam gerakan ini. Semangat tersebut diwujudkan melalui kegiatan Gerakan Sekolah Kompeten (GSK) yang berlangsung pada 14 Agustus 2025 di SMKN 1 Negeri Agung, Way Kanan.
Acara dibuka oleh Kepala SMKN 1 Negeri Agung, Wawan Saputra, S.Kom., M.Pd., yang menekankan pentingnya sinergi antara sekolah dan dunia industri. Setelah itu, sesi berbagi motivasi, wawasan industri, dan penguatan mindset pun dimulai, diikuti oleh 30 guru SMKN 1 Negeri Agung yang terlibat aktif dalam diskusi.
Guru, Lebih dari Sekadar Pengajar
Sesi motivasi dipandu langsung oleh Denny Primawan Lo., S.E., M.M., CPA., CHM., C.Me., pimpinan Aero Astra Akademia sekaligus mentor motivasi. Ia membuka dengan pertanyaan reflektif: “Pahlawan tanpa tanda jasa, masihkah ada?” Pertanyaan tersebut mengajak para guru untuk kembali merenungkan niat dan tujuan mereka dalam memilih profesi mulia sebagai pendidik.
Menurut Denny, guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi, melainkan juga berperan mendampingi siswa dengan penuh komitmen. Guru harus mampu menjadi sahabat, pembimbing, bahkan sosok orang tua di sekolah. “Dengan sepenuh jiwa, guru melahirkan generasi muda yang terampil, kompeten, dan memiliki motivasi tinggi meraih cita-cita,” tegasnya.
Disiplin Lahir dari Keteladanan
Denny yang merupakan lulusan Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan pengalaman panjang sebagai General Manager di PT Astra International Tbk (Honda & Daihatsu), kini juga aktif sebagai wirausaha, investor, sekaligus pendidik. Ia menekankan pentingnya disiplin sebagai budaya sekolah.
“Sekolah yang bagus pasti memiliki disiplin yang baik,” ujarnya. Menurutnya, disiplin siswa lahir dari kedisiplinan guru, dan kedisiplinan guru sangat ditentukan oleh keteladanan kepala sekolah. Pemimpin sekolah yang memiliki nilai, komitmen, dan tujuan tulus akan mampu menumbuhkan kultur sekolah yang positif.
Semangat “Berpikir Bisa”
Kegiatan ditutup dengan penguatan komitmen melalui semangat “Berpikir Bisa”, yaitu keyakinan bahwa setiap perubahan dapat terwujud bila seseorang memiliki pola pikir positif, rasa percaya diri, serta nilai yang benar. Perubahan sejati, menurut Denny, selalu dimulai dari diri sendiri, lalu memberi dampak lebih besar bagi lingkungan sekitar.
(Eff)