
Vakansiinfo – Hepatitis adalah penyakit peradangan atau pembengkakan pada organ hati yang berbahaya karena sifatnya yang menular. Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh lainnya, terutama yang terkait dengan proses metabolisme. Hal ini disebabkan oleh peran penting hati dalam berbagai fungsi tubuh, seperti memproduksi empedu, menetralisir racun, mengaktifkan enzim, serta menguraikan zat-zat tertentu.
Hepatitis sering kali tidak menunjukkan gejala awal hingga kerusakan signifikan telah terjadi pada tubuh dan memengaruhi fungsi hati. Gejala pertama yang biasanya di rasakan oleh penderita hepatitis meliputi:
– Mual dan muntah
– Gejala mirip flu
– Perubahan warna urin menjadi gelap
– Feses berwarna pucat
– Kulit dan mata menguning
– Nyeri pada perut
– Hilangnya nafsu makan
– Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
Jenis dan Penyebab Hepatitis
Secara umum, hepatitis terbagi menjadi dua jenis, yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronis. Hepatitis akut muncul secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat, maksimal enam bulan. Sementara itu, hepatitis kronis berkembang secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang, lebih dari enam bulan.
Kedua jenis hepatitis ini dapat disebabkan oleh infeksi virus maupun faktor non-virus, seperti kebiasaan minum alkohol, paparan zat beracun, konsumsi obat-obatan secara berlebihan, penyakit autoimun, dan infeksi cacing hati. Hepatitis yang disebabkan oleh virus memiliki potensi menular kepada orang lain.
Peringatan Hari Hepatitis Sedunia: Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Hari Hepatitis Sedunia diperingati setiap tanggal 28 Juli untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan organ hati. Tanggal ini dipilih untuk menghormati kelahiran Dr. Baruch Blumberg, ilmuwan Amerika yang memenangkan Hadiah Nobel atas penemuan virus hepatitis B (HBV), serta pengembangan vaksin dan tes diagnostik untuk virus ini.
Pada peringatan Hari Hepatitis Sedunia 2024, pemerintah berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hepatitis, termasuk cara penularan, upaya pencegahan, dan pengobatannya. Pemerintah juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memerangi hepatitis demi menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang tercinta.
Pencegahan Hepatitis melalui Imunisasi
Salah satu langkah pencegahan hepatitis yang paling efektif adalah melalui imunisasi. Imunisasi merangsang pembentukan antibodi yang membantu tubuh melawan virus hepatitis. Imunisasi biasanya diberikan sejak bayi, tetapi remaja dan orang dewasa juga dapat mendapatkan vaksin hepatitis sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan oleh dokter. Saat ini, tersedia vaksin untuk hepatitis A dan B, sementara vaksin untuk hepatitis C masih dalam tahap penelitian.
Vaksin Hepatitis A
Hepatitis A di sebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV) yang di tularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Pemberian vaksin hepatitis A biasanya di lakukan dua kali dengan rentang waktu 6-12 bulan, dan di rekomendasikan untuk:
- Anak Balita: Vaksin hepatitis A pertama kali diberikan saat anak berusia 1 tahun, kemudian dosis kedua diberikan 6-12 bulan setelahnya.
- Kelompok Orang Rentan: Orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus hepatitis A, seperti tenaga kesehatan, perawat hewan, ilmuwan, penderita HIV, serta penderita penyakit hati kronis.
Vaksin hepatitis A perlu di tunda jika seseorang mengalami sakit parah atau reaksi alergi serius terhadap vaksin dosis pertama. Namun, jika hanya mengalami sakit ringan seperti batuk tanpa demam, imunisasi masih dapat dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter.
Vaksin Hepatitis B
Hepatitis B di sebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV) yang di tularkan melalui cairan tubuh penderita, seperti darah, hubungan seksual, atau dari ibu hamil ke janinnya. Vaksin hepatitis B di berikan dalam tiga tahapan:
- Tahap Pertama: Dalam 24 jam setelah bayi lahir.
- Tahap Kedua:.1-2 bulan setelah dosis pertama.
- Tahap Ketiga: Antara usia 6 hingga 18 bulan.
Remaja dan orang dewasa yang belum pernah menerima vaksin hepatitis B juga di sarankan untuk mendapatkannya, terutama mereka yang memiliki risiko tinggi, seperti:
– Memiliki pasangan yang terinfeksi hepatitis B.
– Sering berganti-ganti pasangan.
– Sedang dalam pengobatan penyakit menular seksual.
– Korban kekerasan seksual.
– Menggunakan jarum suntik narkoba.
– Tinggal serumah dengan penderita hepatitis B.
– Tenaga kesehatan yang berisiko terpapar cairan tubuh.
– Orang yang bepergian ke daerah dengan tingkat infeksi hepatitis B tinggi.
– Penderita penyakit hati kronis, ginjal, infeksi HIV, hepatitis C, atau diabetes.
Pengobatan Hepatitis: Mengatasi Berbagai Jenis Hepatitis
Pengobatan hepatitis harus di sesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahannya. Hepatitis A, B, dan E akut biasanya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus. Namun, pengobatan lebih di tujukan untuk meredakan gejala seperti demam, mual, dan sakit perut. Pada hepatitis kronis seperti hepatitis B dan C, penderitanya memerlukan pengobatan lebih lanjut untuk mencegah kerusakan hati yang lebih parah.
Beberapa pengobatan yang biasanya di berikan kepada penderita hepatitis meliputi:
- Obat Interferon: Di berikan melalui suntikan mingguan selama 6 bulan untuk menghentikan penyebaran virus.
- Obat Imunosupresan: Di gunakan pada penderita hepatitis autoimun dengan pemberian kortikosteroid seperti prednisone dan budesonide.
- Obat Antivirus: Di gunakan untuk menghambat perkembangan virus pada hepatitis B dan C.
- Obat Cacing Hati: Di sesuaikan dengan jenis cacing hati yang menginfeksi, seperti praziquantel atau albendazole.
Dalam kasus yang parah, transplantasi hati mungkin di perlukan untuk menggantikan hati yang rusak dengan hati yang sehat dari donor.
Mencegah Hepatitis dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Selain imunisasi, pencegahan hepatitis juga dapat di lakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti:
- Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Mencuci bersih bahan makanan sebelum di masak dan menghindari konsumsi makanan mentah.
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
- Mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, serta beristirahat yang cukup.
- Menghindari penggunaan barang-barang pribadi bersama-sama, seperti alat cukur dan jarum suntik.
- Menghindari konsumsi alkohol dan penggunaan narkoba.
- Menghindari hubungan seksual yang tidak aman.
Pencegahan hepatitis harus di mulai dari diri sendiri dan membutuhkan kesadaran serta upaya bersama dari seluruh lapisan masyarakat. Dengan langkah-langkah pencegahan ini, kita dapat melindungi kesehatan hati dan mencegah penyebaran hepatitis di sekitar kita.
(Eff)