BIP Rilis Ulang “Satu Nusa Satu Bangsa”, Bangkitkan Nasionalisme Jelang 2026

BIP Rilis Ulang “Satu Nusa Satu Bangsa”, Bangkitkan Nasionalisme Jelang 2026

VakansiInfo – Band rock legendaris Indonesia, BIP, resmi menghadirkan versi baru lagu nasional ciptaan L. Manik, “Satu Nusa Satu Bangsa”. Lagu ini diaransemen ulang dengan nuansa yang lebih segar dan modern, sekaligus menjadi bagian dari album spesial bertajuk “10 Windu Indonesia”, yang dipersembahkan untuk memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia di tengah berbagai dinamika nasional sepanjang 2025.

Proyek ini digagas oleh Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Founder Sinergy For Indonesia, yang bertindak sebagai Eksekutif Produser, bersama musisi senior Pay Burman dari Indonesia Care Music sebagai Head Produser. Kolaborasi ini lahir dari keinginan untuk kembali menyalakan semangat nasionalisme melalui musik, terutama di saat masyarakat sempat terpecah oleh berbagai peristiwa besar.

Tanggal 30 Desember 2025 dipilih sebagai momen perilisan karena dinilai sangat tepat. Di penghujung tahun, lagu ini diharapkan menjadi simbol penutup luka, sekaligus pengingat pentingnya persatuan menjelang langkah baru menuju tahun 2026.

Sepanjang 2025, Indonesia memang menghadapi banyak tantangan. Mulai dari situasi politik yang memanas akibat aksi demonstrasi besar, hingga bencana alam seperti banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah daerah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di sisi lain, derasnya arus informasi “abu-abu” di media sosial turut memperkeruh suasana.

Baca Juga  Gegas! Ini Dia Daftar Band Rock Indonesia yang Masih Ngebul Sampai Sekarang

Melalui re-aransemen “Satu Nusa Satu Bangsa”, BIP dan tim produksi ingin menghadirkan pesan yang menenangkan. Lagu ini diharapkan menjadi penyejuk di tengah situasi sosial dan politik yang penuh ketegangan, sekaligus membangkitkan kembali rasa cinta tanah air yang mungkin sempat meredup.

Para produser menegaskan bahwa karya ini adalah bentuk kontribusi nyata dunia musik bagi persatuan bangsa. Mereka berharap lagu ini mampu menjadi jembatan yang menyatukan kembali berbagai elemen masyarakat, agar lebih solid dan rasional dalam menyongsong masa depan Indonesia.

Ahmad Doli Kurnia Tandjung dan Pay Burman pun menaruh harapan besar terhadap dampak lagu ini bagi publik luas. Keduanya menekankan bahwa musik selalu memiliki kekuatan sebagai alat pemersatu, terutama di masa-masa sulit.

“Di momen Indonesia saat ini, kami ingin berbagi spirit nasionalisme sebagai satu bangsa untuk bersatu, bahu-membahu mengatasi semua cobaan ini bersama,” ujar Pay dalam keterangan resminya.

Dengan dukungan publikasi media, pesan persatuan dari album “10 Windu Indonesia” diharapkan bisa menggema hingga ke seluruh pelosok negeri. Harapannya, semangat baru akan tumbuh seiring datangnya fajar tahun 2026.

Baca Juga  Gegas! Ini Dia Daftar Band Rock Indonesia yang Masih Ngebul Sampai Sekarang

“30 Desember adalah waktu yang tepat. Menjelang pergantian tahun, sudah saatnya kita kembali bersatu, membenahi semua duka di masa lalu, dan bangkit membuka lembaran baru,” tutup Pay.

(Fai)

About The Author

Pilihan Redaksi

Eddy Soeparno: Indonesia Masuk Tahap Krisis Iklim, Transisi Energi Jadi Harga Mati

Eddy Soeparno: Indonesia Masuk Tahap Krisis Iklim, Transisi Energi Jadi Harga Mati

Sepuluh Ribu, Hanamichi, dan Jiwa yang Nyangkut di Besi Perlintasan Muhammad Haadi Nur Haq (Acil) 1 Muhammad Haadi Nur Haq (Acil) Lahir di Jakarta, 12 Desember 1990. Besar di keluarga sederhana tapi selalu rame sama canda, cerita, dan suara tawa yang kadang kedengeran sampai ke rumah tetangga. Dari kecil, Acil punya kebiasaan aneh—suka memperhatiin hal-hal kecil yang sering dilewatin orang lain. Entah itu suara sandal jepit di pagi hari, dialog random orang di warung, atau momen lucu yang kejadian tanpa sengaja. Sekarang, kebiasaan kecil itu jadi bahan tulisan. Acil nulis dengan gaya yang ringan, hangat, dan kadang bikin senyum tipis karena “waduh… ini gue banget.” Sesekali dia selipin kejenakaan biar ceritanya gak terlalu serius—pokoknya tulisan yang gampang dinikmati sambil rebahan atau lagi nunggu kereta lewat.

Di Antara Dentuman Bass dan Lampu Neon, Ada Luka yang Terselip di JI-Expo (4)