Diplomasi Kopi & Otentisitas Minang: Sinergi Universitas Bakrie, Kemendag, Bisnis Restoran, dan Praktisi dalam ‘Heritage Talk’ Agar Benteng Kuliner Tak Tergerus Zaman

Diplomasi Kopi & Otentisitas Minang: Sinergi Universitas Bakrie, Kemendag, Bisnis Restoran, dan Praktisi dalam ‘Heritage Talk’ Agar Benteng Kuliner Tak Tergerus Zaman

VakansiInfo – Bagaimana memastikan warisan kuliner Nusantara tetap relevan dan berdaya saing global tanpa kehilangan jati dirinya? Menjawab tantangan besar ini, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie menghadirkan kolaborasi strategis lintas sektor dalam gelaran Heritage Talk 2025. Yang di selenggarakan di Kampus Bakrie Tower Lantai 42 pada Selasa, 6 Januari 2026.

Di inisiasi melalui mata kuliah Marketing Public Relations Strategy (MPRS), forum ini menjadi wadah sinergi antara Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie (Akademisi), Kementerian Perdagangan (Pemerintah), Bisnis Restoran, dan Praktisi untuk merumuskan strategi memperkokoh benteng peradaban kuliner Indonesia agar tak tergerus zaman.

Paduan Diplomasi Negara dan Strategi Bisnis

Acara ini menghadirkan dua perspektif kunci: Irman Adi Purwanto Mufthi (Kemendag RI) dan Ervina Waty (CFO dari grup restoran Padang Payakumbuh). Keduanya membedah bagaimana Pass Strategy (strategi menembus hambatan pasar) di terapkan di level negara dan korporasi.

Irman Adi Purwanto Mufthi menyoroti peran vital Diplomasi Kopi. Ia menegaskan bahwa kopi Indonesia kini di posisikan sebagai alat diplomasi budaya, bukan sekadar komoditas dagang. “Pemerintah bekerja membuka ‘pintu gerbang’ regulasi. Namun kita butuh sinergi kuat dengan praktisi untuk mengisi pintu tersebut dengan narasi yang kuat. Tujuannya agar kopi kita menembus pasar global sebagai produk premium,” paparnya.

Baca Juga  Sate Bandeng Banten Kuliner Legendaris Sultan

Di sisi lain, Ervina Waty mewakili suara Bisnis Restoran yang sukses menjaga Otentisitas Minang. Ia membuktikan bahwa di tengah gempuran makanan modern, “rasa asli” adalah aset yang harus di lindungi. “Modernisasi manajemen restoran justru kunci utama untuk menjaga resep leluhur. Ini bukti bahwa bisnis kuliner bisa tampil kekinian dan profesional tanpa harus mengorbankan keaslian rasa,” ungkap Ervina.

Laboratorium Strategi Komunikasi

Dosen Pengampu Mata Kuliah MPRS, Haililah Tri Gandhawati, menekankan. Bahwa keterlibatan praktisi dan pemerintah dalam kelas ini krusial untuk membuka wawasan mahasiswa tentang kompleksitas menjaga warisan budaya.

“Kami mempertemukan mahasiswa dengan Kemendag dan pelaku bisnis restoran karena untuk menjaga ‘Benteng Kuliner’ butuh lebih dari sekadar jargon hard-selling. Lewat Heritage Talk, mahasiswa belajar seni Pass Strategy, bagaimana mengemas diplomasi dan kekuatan public relations untuk menembus pasar yang sulit. Tanpa sinergi cerdas seperti ini, warisan rasa kita berisiko hanya menjadi sejarah yang tergerus zaman, bukan aset masa depan,” tegas wanita yang biasa di sapa Gandhi.

Baca Juga  Sambal & Spice, Destinasi Kuliner Baru Untuk Pencinta Masakan Tradisional Indonesia

Pembelajaran Berbasis ‘Experience The Real Things’

Heritage Talk merupakan manifestasi metode pembelajaran khas Universitas Bakrie, Experience The Real Things. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi terjun langsung, merancang kolaborasi dengan pemangku kepentingan nasional. Memastikan mereka siap menjadi garda terdepan pelestari identitas bangsa.

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie mencetak praktisi komunikasi profesional yang adaptif dan inovatif. Kurikulum dirancang dengan metode Experiential Learning pada tiga peminatan: Komunikasi Pemasaran & Media Digital, Komunikasi Korporat & PR, dan Komunikasi Multimedia & Jurnalistik.

(Mur/red)

About The Author

Pilihan Redaksi

Cari Liburan Akhir Tahun Dekat Jakarta? Coba Year End Holiday Escape di HARRIS Sentul City

Cari Liburan Akhir Tahun Dekat Jakarta? Coba Year End Holiday Escape di HARRIS Sentul City