VakansiInfo – Sejumlah perusahaan di Indonesia resmi menandatangani Ikrar Toleransi Nol terhadap Kekerasan dan Pelecehan Berbasis Gender, sebuah komitmen bersama yang didukung oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Koalisi Bisnis Indonesia untuk Pemberdayaan Perempuan (IBCWE).
Kekerasan dan Pelecehan Masih Mengancam Pekerja Indonesia
Data survei ILO mengungkapkan bahwa lebih dari 70% pekerja di Indonesia pernah menjadi korban atau mengalami kekerasan maupun pelecehan di tempat kerja. Angka ini menunjukkan betapa perlunya perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang aman, saling menghargai, dan produktif.
Leaders’ Gathering: Membangun Tempat Kerja Bebas Kekerasan
Sebagai tindak lanjut, ILO dan IBCWE menggelar Leaders’ Gathering bertema “Membangun Tempat Kerja yang Terbebas dari Kekerasan dan Pelecehan” pada 11 Desember di Jakarta. Acara ini diselenggarakan dalam rangka kampanye global 16 Hari Aksi Melawan Kekerasan Berbasis Gender, dan dihadiri lebih dari 20 perusahaan dari berbagai sektor: manufaktur, elektronik, tekstil, alas kaki, hingga kelapa sawit.
Penandatanganan Ikrar Toleransi Nol
Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah penandatanganan ikrar yang menegaskan komitmen dunia usaha untuk memperkuat pencegahan serta penanganan kekerasan dan pelecehan berbasis gender. Melalui ikrar tersebut, perusahaan berjanji untuk:
- Membangun lingkungan kerja yang aman dan bermartabat
- Menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan bebas intimidasi
- Mendorong budaya kerja inklusif dan setara
- Menguatkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan
Ikrar ini juga selaras dengan Konvensi ILO No. 190, perjanjian internasional pertama yang mengakui hak universal pekerja untuk dunia kerja bebas kekerasan dan pelecehan.
Komitmen Dunia Usaha
Myra Hanartani, Kepala Komite Regulasi Apindo, menegaskan pentingnya aksi nyata dari pimpinan perusahaan. Ia menyampaikan bahwa sejak 2022, Apindo bersama ILO telah menerbitkan Pedoman Pencegahan dan Penanganan Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja.
“Komitmen dunia usaha untuk menjadikan pencegahan dan penanganan kekerasan sebagai bagian dari tata kelola perusahaan adalah kunci percepatan perubahan,” ujarnya.
Dukungan ILO Melalui Proyek RealGains
Simrin Singh, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, mengapresiasi langkah perusahaan-perusahaan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa ILO mendukung melalui Proyek RealGains, yang di danai Pemerintah Kanada. Dan berfokus pada penghapusan diskriminasi berbasis gender serta pekerja anak di sektor ekspor: alas kaki, kelapa sawit, dan baterai lithium.
Menurutnya, penandatanganan ikrar ini bukan sekadar bentuk kepatuhan pada standar internasional. Tetapi komitmen untuk menciptakan tempat kerja yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Berbagi Praktik Baik Antar Industri
Acara ini juga menghadirkan sesi diskusi interaktif yang di pandu Wita Krisanti (Direktur Eksekutif IBCWE). Para panelis—Lusiani Julia (ILO), Sumarjono Saragih (GAPKI), dan Intan Permata Hati (Adis Dimension Footwear). Berbagi upaya dari masing-masing sektor dalam mengintegrasikan kebijakan toleransi nol. Memastikan keselarasan dengan standar ketenagakerjaan internasional. Serta langkah-langkah konkret untuk menghapus kekerasan berbasis gender di tempat kerja.
(Mur/red)



