
Vakansiinfo – Galanggang Arang Sawahlunto merupakan titik keenam dari rangkaian pagelaran budaya “Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia”. Sebagai upaya penguatan ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).
Kota Sawahlunto sebagai lokus utama industri tambang batu bara sejak akhir abad ke-19. Meninggalkan jejak sejarah dan budaya yang sangat kaya dan beragam. Di kota ini di temukan berbagai situs peninggalan tambang. Yang sebagian besar telah di tetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 2019.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Fitra Arda. Mengatakan bahwa rangkaian Galanggang Arang merupakan langkah awal dalam aktivasi warisan dunia yang terletak di Sumatra Barat ini.
“Galanggang Arang merupakan upaya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek. Bekerja sama dengan UPT, nagari, dan masyarakat dalam melestarikan dan menjaga ekosistem WTBOS khususnya ekosistem budaya.” Ujar Fitra, pada Selasa (28/11/2023).
Sejumlah properti penting telah di pugar sesuai dengan prinsip pelestarian dan perlindungan. Sehingga kota itu pantas di sebut dengan World Heritage City. Salah satu yang cukup menarik adalah apa yang di sebut dengan Goedang Ransoem. Sebuah dapur besar yang dulu tempat memasak untuk makan ribuan orang, dan sekarang di sulap menjadi Museum Goedang Ransoem. Ada pula lubang tambang yang di jadikan objek wisata sejarah. Yakni Lubang Tambah Mbah Suro, yang di perkaya dengan sebuah museum. Kemudian Museum Kereta Api yang memiliki koleksi tentang sejarah perkembangan kereta api di Sumatera Barat. Tak lupa kantor pusat tambang dengan menara khas bangunan Eropa, dan banyak yang lain.
Selain itu, yang tak kalah menarik adalah masyarakatnya yang multietnik, dengan kehidupan budayanya yang multikultur. Berdasarkan peninggalan sejarah dan budaya inilah di rancang berbagai kegiatan Galanggang Arang Sawahlunto. Yang akan di laksanakan pada 1 s.d. 3 Desember 2023. Menurut Edy Utama, selaku kurator Galanggang Arang Sawahlunto, berbagai kegiatan telah di siapkan. Dan mulai di gelar bersamaan dengan hari jadi Kota Sawahlunto yang jatuh pada 1 Desember.
“Kegiatan pertama yang akan di suguhkan pada publik adalah pembukaan pameran Menduniakan Sawahlunto: Mengenang Sosok Amran Nur. Pameran akan bercerita tentang apa yang di kerjakan Walikota Sawahlunto periode 2003-2013. Almarhum Amran Nur, yang telah menjadikan Kota Sawahlunto kembali berkibar setelah 2 tambang batu bara di tutup.” Terang Edy saat di temui di Stasiun Sawahlunto.
Dari data yang dapat di baca, setelah tambang batu bara di tutup, pertumbuhan penduduk di kota ini minus. Begitu banyak masyarakat yang bermigrasi karena kehilangan pekerjaan. Kemiskinan meluas, namun kemudian dapat di atasi oleh kebijakan yang di lakukan Amran Nur. Sehingga angka kemiskinan menurun drastis. Salah satu yang di lakukan Amran Nur adalah mempromosikan Sawahlunto ke dunia sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, yang merupakan Visi Sawahlunto 2020. Bersamaan dengan pameran ini juga di luncurkan program strategis yang di sebut dengan Sawahlunto Ceria (conservasi, edukasi, dan riang gembira). Yang melibatkan kalangan anak-anak dan remaja.
Untuk pembukaan Galanggang Arang Sawahlunto. Edy menyampaikan bahwa telah di persiapkan sejumlah kegiatan. Acara di mulai dengan menampilkan salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Sawahlunto, yakni Talempong Batuang. Di lanjutkan dengan pertunjukan musisi perempuan yang tergabung dalam kelompok Srikandi. Kemudian ada kolaborasi musisi multi etnik. Terakhir adalah sebuah pertunjukan yang berjudul Piring Bernyanyi: Migrasi Perempuan dari Dapur ke Ruang Tamu, yang menggabungkan berbagai elemen seni ke dalam ruang pertunjukan
Selain pameran juga ada pertunjukan dari berbagai etnik dan komunitas budaya yang ada di Sawahlunto. Ada pertunjukan sanggar seni yang akan di gelar di panggung utama di pelataran Museum Goedang Ransoem. Juga ada penampilan Kuda Kepang di situs peninggalan tambang, yakni bekas penjara orang rantai di Sungai Durian. Ada prosesi arak-arakan Reog keliling kota Sawahlunto, yang melewati berbagai situs warisan dunia. Di laksanakan juga Diskusi Terpumpun Perlindungan Warisan Budaya, dan di akhiri dengan pergelaran keroncong di Stasiun Kereta Api Kota Sawahlunto.
(Mur)