VakansiInfo – Komunitas Rancage Manunggal Rasa menggelar rapat informal sekaligus silaturahmi para pegiat budaya di Kompleks Edukasi Putra Bangsa, Kampung Pasirangin RT 03/RW 04, Desa Cipicung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Sabtu (28/12/2025).
Kegiatan ini menjadi ruang konsolidasi yang hangat dan membumi, khas para seniman dan budayawan Kasundaan yang tergabung dalam Rancage Manunggal Rasa. Sebelum rapat dimulai, para pupuhu Rancage menyempatkan diri memantau aktivitas anak-anak Taman Baca Putra Bangsa yang tengah mengikuti program kursus Matematika Dasar.
Pada kesempatan tersebut, Rancage Manunggal Rasa juga menyerahkan bantuan buku secara simbolis untuk menambah koleksi perpustakaan Putra Bangsa, sebagai bentuk dukungan terhadap literasi anak-anak di wilayah tersebut.
Bahas Program Ramadan dengan Suasana Guyub
Rapat dipandu oleh Ki Tjetjep Torik dan Ki Odoy, dengan agenda utama membahas pengajuan program bulan Ramadan, yakni rencana kegiatan santunan bagi anak yatim dan dhuafa.
Meski membahas program kerja, suasana rapat berlangsung santai, penuh canda dan gelak tawa. Maklum, para pegiat Rancage dikenal jenaka dan dekat dengan kehidupan masyarakat. Kehangatan semakin terasa saat kegiatan diselingi makan siang bersama dengan menu khas nasi liwet ala Rancage yang dimasak secara dadakan.
Sekitar 16 peserta hadir dalam kegiatan ini, menjadikan suasana semakin akrab, guyub, dan penuh kebersamaan.
Koordinator Rancage Manunggal Rasa, Ki Ahmad Taviv Budiman, mengatakan kegiatan semacam ini rutin dilakukan untuk memperkuat tali persaudaraan sekaligus menyusun agenda komunitas di berbagai tempat dan waktu.
“Kokohnya tali silaturahmi menumbuhkan rasa kebersamaan yang pada gilirannya menjadi kekuatan komunitas untuk melakukan kegiatan yang berdampak positif bagi orang banyak,” ujarnya.
Angkat Si Kabayan Lewat Film Dokumenter
Usai rapat, meski hujan gerimis mulai turun, kegiatan dilanjutkan dengan shooting film dokumenter yang mengangkat kisah Si Kabayan, tokoh ikonik urang Sunda yang dikenal lugu, jenaka, namun sarat kecerdikan dalam menjalani kehidupan sederhana.
Menurut Ki Odoy, pengangkatan tokoh Si Kabayan bertujuan untuk mengenalkan kembali figur inspiratif tersebut kepada generasi muda.
“Amat disayangkan jika tokoh Si Kabayan hilang ditelan zaman akibat infiltrasi budaya asing yang begitu masif memengaruhi anak-anak muda kita,” ungkapnya.
Doa untuk Negeri di Pengujung Kegiatan
Menjelang waktu magrib, seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan doa bersama untuk rakyat Sumatera yang tengah dilanda bencana. Para pegiat Rancage berharap pemerintah dapat terus menggencarkan upaya pemulihan secara maksimal demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat terdampak.
Bagi Rancage Manunggal Rasa, kebudayaan, kepedulian sosial, dan kebersamaan bukan sekadar wacana, melainkan laku hidup yang terus dijaga dan diwariskan.
(Ckr03/red)



