
Foto: Istimewa Jangkar Jiwa Media Ckr03
Vakansiinfo – Teater Bocah Putra Bangsa menyuguhkan sebuah penampilan teatrikal yang memukau dengan tema “Sunda Wangsa Urang” pada acara Tawasulan Akbar Budayawan Se-Kota Bogor. Acara ini di selenggarakan dalam rangka mengenang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 di Museum Pakwan Padjajaran, Batu Tulis, Bogor Selatan, pada Jumat malam, 16 Agustus 2024. Acara di mulai pukul 18.30 WIB dan berlangsung hingga pukul 22.00 WIB.
Kegiatan ini di dedikasikan untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan, baik yang tercatat dalam sejarah maupun yang tidak, yang telah berjuang dan berkorban demi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Ketua Umum Kandaga Urang Sunda, R. Gugum Gumelar, dalam sambutannya, menekankan pentingnya mengenang perjuangan mereka. “Perjuangan dan pengorbanan para pahlawan telah membawa kita pada momen bersejarah, Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Sebagai generasi penerus, kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada arwah para pahlawan dengan doa bersama dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Acara Tawasulan Akbar yang di pandu oleh Ki Mardi sebagai pembawa acara dan Ki Sujaih sebagai pemimpin tawasulan. Turut di isi dengan berbagai pertunjukan budaya Sunda. Di antaranya, kawih Sunda dengan iringan kacapi suling, sajian seni tarawangsa dari kelompok seni Jagat Layung Salaka Geni di bawah pimpinan Ki Agung Putra Wijaya, serta penampilan teatrikal dari anak-anak Teater Bocah Putra Bangsa.
Penampilan teatrikal yang di bawakan oleh anak-anak usia TK dan SD ini menggambarkan kondisi kehidupan urang Sunda saat ini. Yang mulai kehilangan jati diri, orientasi hidup, serta kesadaran akan sejarah dan budaya mereka. “Urang teh Saha?”, “urang teh rek kamana?”, “diri teu wawuh ka jatina, raga teu apal purwadaksina,.” Begitu pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan oleh anak-anak yang berjalan gontai di atas panggung. Mereka mengilustrasikan kebingungan dan keterasingan masyarakat Sunda di masa kini.
Klimaks dari pementasan ini adalah ketika anak-anak tersebut, dalam kegamangan mereka, serentak bertanya, “Jadi urang teh saha?” sebelum mereka tersungkur dalam tangis. Suasana semakin mencekam ketika seorang perempuan tua muncul dan berucap. “Sunda duh sunda, Ilang musnah kertaning bumi; Sunda duh sunda, Perlaya di buana tanpa daksa; Sunda duh sunda, Tinggal raga tanpa nyawa…”

Pada puncak pementasan, seorang lelaki tampil dan membacakan narasi yang penuh makna. Ia menekankan bahwa urang Sunda bisa kembali meraih kemajuan jika mereka kembali menggali, mengenali, dan mengkaji warisan nilai-nilai budaya dari para Karuhun. Serta membangun kebersamaan untuk menyatukan visi kasundaan yang mampu bertahan dalam kehidupan yang semakin tidak memanusiakan. “Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga.” Ujarnya, sebelum menutup dengan kalimat yang penuh makna, “Pakena Gawe Rahayu, Pakeun Jaya Dina Buana.”
Heri Cokro, pelatih Teater Bocah sekaligus pembaca narasi dalam pementasan tersebut, menyampaikan. Bahwa rangkaian kalimat tersebut merupakan kearifan lokal yang harus di pertahankan. “Ini adalah sebuah kesadaran akan pentingnya menghargai warisan leluhur sebagai kekuatan untuk membangun masa kini, serta sebagai warisan kebaikan bagi generasi mendatang.” Jelas Cokro dengan penuh semangat.
Penampilan “Sunda Wangsa Urang” ini di mainkan oleh anak-anak dari Kampung Pasirangin, Desa Cipicung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Yang bersekolah di SDN Cipicung 1 dan SDIT Birru Wataqwa Pamoyanan, Bogor Selatan. Narasi puisi dan penyutradaraan dipimpin oleh Heri Cokro dan Fitriani, Guru TK Plus Putra Bangsa.
Ketua panitia acara, Achmad Gaos, mengungkapkan rasa bangga dan gembiranya melihat penampilan teatrikal anak-anak ini. Ia menyampaikan apresiasinya atas upaya mempertahankan budaya Sunda melalui berbagai ekspresi seni, terutama yang melibatkan generasi muda. “Meskipun mereka masih anak-anak, keberanian mereka tampil dengan penuh penjiwaan adalah sesuatu yang positif dalam upaya kita membina generasi muda. Kandaga Urang Sunda tentu akan selalu mendukung dan menyediakan ruang untuk kreasi seni generasi baru. Khususnya yang berkaitan dengan budaya Sunda,” pungkasnya.
Selepas pementasan Teater Bocah Putra Bangsa, acara di lanjutkan dengan tawasulan dan doa bersama untuk para pahlawan bangsa. Dari berbagai kalangan masyarakat yang telah berjuang merebut kemerdekaan. Kegiatan ini kemudian di tutup dengan pertunjukan seni tarawangsa dan ramah tamah.
(Ckr03)