VakansiInfo – Indonesia kembali menorehkan kebanggaan di mata dunia. Dalam kunjungan resmi WHO–International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (IRCH) ke fasilitas produksi PT Bintang Toedjoe, organisasi tersebut memberikan apresiasi terhadap inovasi dan ekosistem pengolahan herbal yang telah dibangun perusahaan ini — khususnya pada pengembangan jahe merah, herba khas Indonesia dengan potensi global.
Kunjungan ini bukan sekadar peninjauan fasilitas, tetapi juga bentuk pengakuan atas kemajuan riset dan standarisasi obat herbal Indonesia, yang kini di akui mampu bersaing di kancah internasional.
Dari Tradisi ke Sains: Jahe Merah sebagai Ikon Herbal Indonesia
Menurut dr. Inggrid Tania, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI). Dalam siniar yang di tayangkan di YouTube, Indonesia memiliki kekayaan hayati luar biasa. Dan pengetahuan turun-temurun yang kini terus di sempurnakan lewat pendekatan ilmiah.
“Ribuan tanaman sudah di gunakan untuk pengobatan sejak zaman nenek moyang. Sekarang, lewat riset dan farmakope herbal nasional, kita bisa memastikan kualitas dan keamanan bahan alami tersebut. Salah satunya jahe merah,” ujar dr. Inggrid.
Di kenal sejak lama sebagai ramuan penguat daya tahan tubuh, jahe merah kini terbukti secara ilmiah memiliki kandungan gingerol, shogaol, dan zingerone yang berfungsi sebagai antioksidan, anti-inflamasi, antibakteri, dan antidiabetes.
Pentingnya Ekosistem Herbal dari Hulu ke Hilir
Dalam wawancara yang sama, dr. Inggrid menekankan pentingnya ekosistem obat herbal terintegrasi agar setiap produk bisa dipertanggungjawabkan dari sisi keamanan, mutu, dan khasiat.
“Dari kebun, pascapanen, hingga produksi dan riset — semuanya harus saling terhubung. Tanpa sistem yang terintegrasi, sulit memastikan keaslian dan kualitas bahan baku,” jelasnya.
PT Bintang Toedjoe menjadi salah satu contoh perusahaan yang telah membangun rantai ekosistem herbal yang lengkap dan berkelanjutan — mulai dari kebun binaan, proses ekstraksi berteknologi tinggi, hingga sertifikasi produksi berstandar internasional.
Indonesia Jadi Pusat Perhatian Dunia Herbal
Pada tahun 2025, Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan WHO–IRCH ke-16, di mana negara-negara anggota berkolaborasi menyusun farmakope herbal global. Dalam pertemuan tersebut, jahe merah Indonesia — yang dikembangkan oleh PT Bintang Toedjoe — menjadi salah satu contoh utama keberhasilan integrasi antara pengetahuan tradisional dan riset modern.
“Kedatangan WHO-IRCH ini menjadi bentuk kepercayaan terhadap kemajuan Indonesia di bidang herbal. Jahe merah kini bukan hanya warisan budaya, tapi juga standar ilmiah global,” tutur dr. Inggrid Tania.
Komitmen PT Bintang Toedjoe: Dari Alam ke Ilmu Pengetahuan
Fanny Kurniati, Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, menyampaikan rasa bangganya atas pengakuan ini. “Kami bangga membawa jahe merah sebagai warisan budaya Indonesia ke tingkat dunia. Semangat kami adalah From Nature to Science — memastikan setiap proses, dari kebun hingga produk, berjalan dengan standar tertinggi,” jelas Fanny.
Produk andalan seperti Bejo Jahe Merah dan Komix Herbal menjadi wujud nyata inovasi herbal modern. Seluruh proses produksinya telah tersertifikasi CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) oleh BPOM RI. Serta mengantongi ISO 9001, ISO 14001, dan ISO 45001.
Kunjungan WHO-IRCH ini di harapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat riset dan produksi obat herbal dunia. Sekaligus mendorong kolaborasi lebih luas antara sains dan kearifan lokal.
(Sam)



