Vakansiinfo – Di pagi cerah, di tengah udara yang gerah Warga Gg. Karet, RT 03/RW 01 Kelurahan Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor di gegerkan dengan adanya kegiatan peringatan Hari Bumi yang di inisiasi Akamsi yang juga menyajikan peristiwa Happening Art oleh Jangkar Jiwa Media di halaman Madrasah Attaufiq.
Peristiwa yang menghadirkan sosok manusia berbusana sampah plastik ini menjadi perhatian warga, sosok “manusia sampah” itu tampak berkeliling di salah satu ruas Gang Karet, terlihat begitu kesulitan membawa beban serupa bola dunia (globe) yang cukup besar dan berat.
Dengan tertatih dia terus menjaga agar bola dunia tersebut tidak terjatuh dari pundaknya.
Setelah menyelesaikan ritual keliling gang, sosok tersebut kembali masuk lapangan Madrasah Diniyah Attaufiq dan melakukan “tawaf” serupa bumi mengelilingi matahari. Tetiba saja hadir sosok lain yang pongah mengenakan busana jas safari. Dia sepertinya begitu bernafsu hendak menganeksasi bola dunia yang di bawa manusia sampah.
Sampai terjadi upaya destruksi dari sosok penguasa lalim tersebut. Dengan melubangi setiap sudut bola dunia hingga berlobang-lobang dan kehilangan wujud terbaiknya, sampai sosok manusia sampah tersebut kelelahan menyangga bola dunia yang telah rusak, akhirnya dia terjerembab, terkapar tanpa daya.
Dalam kelemahannya, manusia sampah tersebut mencoba menyampaikan pesan-pesan penyadaran pada para hadirin untuk bersama menjaga bumi, sebagai rumah bersama ummat manusia agar tetap asri lestari.
Di ujung orasi puitisnya, sosok tersebut berteriak lantang:
“Jangan biarkan cakar-cakar necrofilia
yang memuja iblis kematian//
Menghancurkan bumi dan kehidupan//
Ayo lolongkan satu kata bersama:
LAWAN!”
Kemudian happening art tersebut di akhiri dengan sosok manusia sampah yang tampak berjalan tertatih menyerahkan seonggok sampah plastik sebagai simbol materi perusak bumi, kepada Dedie A Rachim mantan Wawali Kota Bogor. Untuk memimpin warga menjaga dan memelihara lingkungannya dari segala rupa perilaku merusak kelestarian bumi. Serta menjadi pelopor menjaga upaya pembangunan yang bervisi lingkungan.
Makna Happening Art Jaga Diri Jaga Bumi
Dalam paparannya, Heri Cokro sebagai penulis naskah dan aktor happening art tersebut menyampaikan. Bahwa upaya menjaga daya hidup bumi, adalah upaya panjang yang melelahkan. Akan tetapi sekecil apa pun, setiap upaya menjaga kehidupan adalah perjuangan yang sangat berharga demi keberlangsungan hidup bersama.
Maka, lanjut Heri Cokro. “Bagaimana pun hasilnya, kita hanya di haruskan untuk terus mencoba dan berusaha, bekerja dan berkarya. Walau tak seberapa tapi tetaplah bersemangat menyampaikan suara kesaksian, menyerukan narasi kesadaran, mewartakan niat baik untuk memuliakan kehidupan.” Ungkapnya.
Dalam sambutannya Dedie A Rachim, mantan Wakil Wali Kota Bogor yang purna tugas beberapa hari lalu yang hadir sebagai tamu undangan istimewa pada kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi atas pementasan happening art.
Dirinya juga mengingatkan pada warga, undangan, dan anak-anak sekolah SDN Tanah Sareal 4. “Mari kita mencermati pesan yang di sampaikan pementasan teatrikal dalam peringatan hari bumi kali ini. Seperti perkara global warming dan pengerusakan destruktif yang begitu massif terhadap lingkungan. Jadi kita harus berupaya menjadi bagian warga dunia yang aktif berusaha menjaga lingkungan misalnya dengan cara tidak membuang sampah sembarangan serta aksi nyata lainnya seperti yang di lakukan Akamsi membentuk Bank Sampah, inilah upaya nyata menjaga kelestarian bumi sebagai rumah bersama kita semua.” Pungkasnya.
Senada dengan yang di sampaikan Dedie A Rachim. Ketua Akamsi, Rijal Ucok menyampaikan bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja. Terserang virus mematikan seperti sampah, tapi ini juga harus di kreasikan menjadi sarana ekonomi kreatif. “Nah kegiatan ini akan terus kita laksanakan tiap tahun untuk membangun kesadaran pentingnya menjaga bumi.” Ujarnya.
Kegiatan hari bumi yang di gagas Akamsi dan bank sampah ini juga di meriahkan oleh para seniman Kota Bogor seperti Jangkar Jiwa Media pimpinan Heri Cokro, Trotoar Kreatif binaan Tohir Kulikulo, Madun dan rekan, serta Iyul dan kawan.
Kegiatan kemudian di lanjutkan dengan diskusi bersama Dedie A Rachim dan di tutup dengan doa bersama untuk keselamatan bumi.
(Ckr03)
