Vakansiinfo – Kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau di kenal dengan kecerdasan buatan di prediksi akan memberikan gebrakan dan perubahan baru di berbagai sektor. Tak terkecuali bagi sektor ekonomi kreatif di Indonesia. Masalahnya, ternyata tidak sedikit pelaku industri kreatif yang menyayangkan hadirnya kecerdasan buatan ini.
Meski kabarnya perkembangan Artificial Intelligence dapat memberikan banyak dampak positif. Ternyata, tidak sedikit yang beranggapan jika perkembangan teknologi kecerdasan buatan akan merugikan sektor ekonomi kreatif. Karena berisiko menggantikan kerja kreatif manusia dalam membuat karya.
Lantas, benarkah perkembangan teknologi dan kehadiran kecerdasan buatan akan “mematikan” industri kreatif di Indonesia? Atau, justru kehadiran teknologi AI dapat memberikan peluang yang menguntungkan bagi para pelaku industri kreatif?
Berkolaborasi dengan Kecerdasan Buatan
Faktanya, perkembangan teknologi dan kehadiran kecerdasan buatan tidak semerta-merta “mematikan” pelaku industri kreatif. Sebab, seluruh informasi yang di berikan oleh AI tidak bisa langsung di terima sebagai sumber utama. Mengingat, kecerdasan buatan mengekstrak semua informasi dari berbagai sumber secara asal. Baik itu sumber terpercaya maupun tidak terpercaya.
Belum lagi, kreativitas yang di miliki AI tidak seluas dengan manusia sebagai insan kreatif. Hal ini di sebabkan karena AI tidak memiliki kebebasan eksplorasi dan pemikiran konseptual seperti manusia dalam menciptakan ide-ide baru.
Itu artinya, jika di gunakan dan di manfaatkan dengan bijak, kehadiran AI justru akan memberikan banyak peluang untuk menciptakan produk-produk kreatif. Terlebih lagi, kepintaran AI dengan manusia jauh berbeda.
Menariknya lagi, kehadiran AI di percaya dapat mengubah lanskap industri menjadi lebih inklusif. Salah satu alasannya karena kecerdasan buatan dapat mendemokratisasi industri kreatif, sehingga memberi kesempatan lebih luas kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan produk yang kreatif, artistik, inovatif, dan bernilai tinggi.
Salah satu contohnya adalah pemanfaatan AI dalam bidang subsektor film. Alih-alih “merugikan”, justru hadirnya AI dapat membantu dan mempermudah proses produksi film. Hal ini bisa di lihat dari peran kecerdasan buatan yang dapat membantu menciptakan efek visual dan animasi, sekaligus karakter digital yang realistis dan menakjubkan.
Hebatnya lagi, seperti di jelaskan dalam Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia 2023/2024, kehadiran AI berperan di setiap rantai industri film. Baik itu dari pemilihan aktor, komposisi musik, pengeditan film, hingga memasuki tahap promosi film. Uniknya lagi, pemanfaatan AI juga bisa di gunakan untuk mengestimasi nilai box office sebuah film berdasarkan aktor yang menjadi pemeran utama.
Peran AI dalam Subsektor Desain Produk
Meski di anggap menguntungkan, lagi-lagi, kehadiran kecerdasan buatan di anggap mengancam desainer grafis yang berperan dalam subsektor desain komunikasi visual dan desain produk. Padahal, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Seperti yang kita tahu, desain produk merupakan produk sebagai proses penggabungan fungsi dan estetika yang memiliki nilai tinggi. Itu mengapa, subsektor desain produk memiliki peran yang sangat krusial dalam penentu keberhasilan dan kegagalan dari sebuah bisnis yang di jalankan.
Kabar baiknya, kehadiran AI bisa di gunakan untuk otomatisasi sebagian besar proses produksi dalam sektor industri kreatif, termasuk di subsektor desain produk. Paling tidak, kehadiran kecerdasan buatan dapat membantu desainer produk bekerja lebih cepat dan hemat waktu, sehingga AI dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Tak hanya sampai di situ, teknologi AI juga bisa membantu pelaku ekonomi kreatif untuk menciptakan desain produk inovatif. Hal ini tentu berkat sifat AI yang bisa menghasilkan model simulasi untuk memprediksi respons konsumen terhadap produk yang akan di luncurkan.
Hanya saja, pelaku industri kreatif tidak boleh langsung bersantai dan lengah. Meski sudah di bantu, kamu tetap harus terus mengembangkan ide-ide baru dan inovatif dalam menciptakan sebuah produk. Dengan begitu, dapat tercipta desain produk yang berdaya saing dan tepat sasaran.
( *)