
Vakansiinfo, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan deteksi dini efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker. Itu merupakan salah satu pekerjaan rumah yang harus segera di selesaikan RS Kanker Dharmais.
Menkes Budi berharap pasien kanker bisa dideteksi lebih dini dan perawatannya di sediakan untuk pasien kanker.
“Kalau itu bisa di lakukan mudah-mudahan pasien kanker di Indonesia sebagian besar bisa sembuh dan masyarakat kita lebih produktif dan Indonesia Jadi negara yang lebih sehat,” kata Menkes Budi, pada Senin (06/11/2023).
Ia meyakini kanker harus di tangani lebih dini. Maka dari itu, RS Dharmais di minta membuat strategi nasional bagaimana caranya di seluruh Indonesia agar kanker terdeteksi lebih cepat 80-90 persen.
“Jadi, teknik-teknik skrining dan deteksi dini, mulai dari cara sederhana sampai cara yang sangat canggih. Itu harus segera di develop oleh Dharmais dan standarnya harus di dorong ke seluruh titik layanan kesehatan yang paling ujung,” kata Menkes Budi.
Untuk deteksi dini kanker, Direktur RS Kanker Dharmais Soeko mengatakan pihaknya untuk menambah tiga layanan unggulan. Pertama, Linac Elekta Synergy atau alat Radioterapi yang di gunakan untuk membunuh sel kanker dengan metode sinar.
Alat kedua yang di resmikan adalah SPECT-CT untuk mendiagnosis sel kanker dengan menggunakan nuklir. Ketiga, layanan genomik yang di gunakan untuk menilai risiko seseorang terkena kanker.
Selain itu pemeriksaan genomik juga bisa di gunakan untuk membantu diagnosis, menentukan jenis pengobatan yang lebih presisi serta memantau keberhasilan terapi pada pasien kanker.
“Dengan genomik ini, orang sehat di ambil darahnya, di periksa. Kita sekarang ada 113 panel dan itu bisa mendeteksi sembilan jenis kanker yang kemungkinan orang itu berpotensi (kanker) atau tidak. Jadi bisa di ketahui sejak dini, sebelum dia kena kanker,” kata Soeko.
Lanjutnya, alat-alatnya canggih dan RS Dharmais sudah bisa memberikan layanan itu sekarang, sebagai wujud penambahan kompetensi untuk layanan kanker di Indonesia.
(Mur)