Vakansiinfo, Jakarta – Rekosistem (PT Khazanah Hijau Indonesia) berkolaborasi dengan Yayasan WWF Indonesia (WWF-Indonesia) meresmikan Waste Station di area RDTX Place. Untuk program WWF Plastic Smart Cities yang turut di hadiri oleh Andien sebagai Eco Living Advisor Rekosistem. Kolaborasi ini merupakan program Rekosistem dan WWF-Indonesia untuk mengurangi sampah dari Jakarta yang berakhir di Sungai Ciliwung. Waste Station adalah stasiun daur ulang Rekosistem dalam rangka mewujudkan pengurangan sampah plastik sebanyak 30% di Jakarta. Peresmian ini di hadiri pula oleh Rommel PP Pasaribu selaku Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat. Beserta jajaran dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
Waste Station menciptakan kebiasaan dan mendorong masyarakat untuk memilah sampah anorganik
Di perkirakan antara 4,8-12,7 Mt plastik terakumulasi di lautan setiap tahun (Jambeck et al., 2015). 80% di antaranya di yakini berasal dari sumber berbasis darat. Sedangkan 20% sisanya dari sumber berbasis laut, seperti seperti perikanan dan industri perkapalan (Ocean Conservancy, 2017). Yayasan WWF Indonesia melalui program Plastic Smart Cities (PSC) berkomitmen mendukung upaya kolaboratif pengelolaan sampah di Provinsi Jakarta. Khususnya yang menjangkau area perkantoran dan rumah tangga.

“Memulai kebiasaan gaya hidup ramah lingkungan dalam keseharian. Seperti memilah dan mengelola sampah secara konsisten dapat memberikan dampak yang signifikan untuk Bumi kita. Dan sejalan dengan misi dari Rekosistem dalam menerapkan prinsip keberlanjutan. Waste Station ini tidak hanya untuk mengumpulkan sampah sehingga dapat di proses. Tetapi memiliki tujuan utama menciptakan kebiasaan dan mendorong masyarakat untuk memilah dan menyetorkan sampah anorganik. Sehingga menaikkan tingkat daur ulang, demi menciptakan Indonesia yang bebas polusi sampah.” Ujar Ernest Layman, Chief Executive Officer dan Co-founder Rekosistem.
Mengajak masyarakat berperan aktif dalam pengelolaan sampah.
Irfan Bakhtiar, Director of Climate & Market Transformation, Yayasan WWF Indonesia menegaskan. “Kolaborasi antara WWF-Indonesia dan Rekosistem mengajak masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Kepedulian terhadap lingkungan dapat menjadi sebuah gaya hidup baru. Khususnya masyarakat perkotaan, dengan menyetorkan sampah anorganik. Termasuk sampah plastik ke Waste Station di RDTX Place ini serta memulai pemilahan sampah dari rumah.”
Kesadaran kolektif membawa perubahan besar
Aksi dalam menciptakan kehidupan yang ramah lingkungan ini juga sudah lama di suarakan oleh Andien Aisyah. Public Figure pegiat gaya hidup ramah lingkungan yang kini juga berperan sebagai Eco Living Advisor Rekosistem.
“Setiap orang harus memiliki collective consciousness atau kesadaran kolektif. Yaitu di mana satu orang sadar apa yang ia lakukan sangat berdampak baik dan besar bagi lingkungan. Dan akan membawa perubahan besar jika di lakukan secara bersama-sama. Saya melihat potensi tersebut di Rekosistem dan saya ingin terlibat di dalamnya dalam mengubah Indonesia menjadi negara yang hidup berdampingan dengan alam,” jelas Andien.
Adapun hingga kini telah tersebar 28 Waste Station dan Dropbox. Yang aktif beroperasi di beberapa provinsi di pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur. Rekosistem juga bekerja sama dengan beberapa korporasi yang turut mendorong kebiasaan #PilahKemasSetor sampah. Di antaranya adalah blu by BCA Digital, Toyota Astra Motor, Ajinomoto, dan Electronic City. Pendirian Waste Station dan Dropbox di harapkan dapat meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang terpadu dan berkesinambungan di masa depan.
Bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Waste Station sudah tersedia di beberapa wilayah
Pada bulan Juli ini, Rekosistem juga telah meluncurkan Waste Station baru di Museum Angkut, Kota Batu. Yang di resmikan bersama Toyota Astra Motor serta Rekosistem Dropbox di Alun-Alun Gresik. Dan di Alun-Alun Mojokerto bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Kabupaten dan Kota setempat.
“Kami berharap di kemudian hari dapat memperluas jangkauan Waste Station. Untuk menciptakan gaya hidup baru masyarakat yang lebih peduli akan lingkungan dan penghuninya,” tutup Ernest.
(Sam)