Vakansiinfo – “Sebuah lembaga pendidikan tidak akan berkembang tanpa inovasi. Baik di ranah pengelolaan yang proporsional dan profesional. Pemenuhan fasilitas belajar yang memadai yang menumbuhkan antusiasme hingga membangun budaya sekolah yang kreatif, mengakomodasi potensi diri, membangun kebersamaan serta kebanggaan akan lembaganya. Yang pada gilirannya akan membuahkan prestasi baik akademik maupun non akademik. Maka Lembaga Pendidikan Triwijaya berinovasi dengan membentuk Sanggar Seni dan Padepokan Budaya yangbrencananya terbuka untuk umum.” Begitu pendapat Saepudin Suherman, S.Pd, SH, M.M, selaku kepala SMK Triwijaya, saat Jangkar Jiwa Media menghubunginya. Nerkenaan dengan akan di luncurkannya Padepokan Budaya Triwijaya. Dengan di awali pembentukan Sanggar Seni Triwijaya pada Rabu, 16 Mei 2024 di kampus SMK Triwijaya, Desa Ciadeg, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.
Tampak antusiasme para siswa dan guru memenuhi salah satu ruang aula di SMK Triwijaya. masing-masing mereka memegang alat musik angklung berbagai ukuran. Di tengah mereka hadir Heri Cokro dan Suhandi Ahmad alias Kang Madun yang tampak bersemangat menyampaikan rencana pembentukan Sanggar Seni. Dan mencoba melakukan kolaborasi spontan bersama siswa dan guru dalam memainkan alat musik angklung.
Pada awalnya, siswa tampak kurang tertarik. Akan tetapi ketika angklung mulai di mainkan sesuai nada yang tertera di tubuh angklung. Dan mengeluarkan suara melodis mengalunian sebuah lagu Sunda. Maka siswa mulai menunjukkan ketertarikannya dan semakin antusias untuk mencoba memainkan lagu sesuai arahan dari Kang Madun.
Sekira 10 menit berlalu, saat para siswa sudah mulai mampu menggerakkan angklung dengan benar. Sehingga melahirkan nada suara yang terasa merdu. Di tambah lagi ada siswa putri yang berani menjadi konduktor. Proses menggarap lagu pun menemukan bentuk yang ritmis sesuai urutan nada yang di harapkan.
Dua lagu mengalir dengan lancar, lagu daerah sunda “Boneka Abdi” dan lagu barat I cant help falling in love (elvis presley). Saat lagu selesai dan kegiatan selesai banyak yang tidak rela untuk berhenti. Tapi Kang Madun secara “misterius” menghentikan kegiatan pelatihan angklungnya. Sepertinya dia telah berhasil menumbuhkan rasa penasaran pada siswanya.
“Rasa penasaran adalah modal dasar yang baik untuk membentuk pondasi kecintaan mereka terhadap seni.” Ujar Madun sembari tersenyum.
Menurut Heri Cokro yang di minta menjadi kepala Sanggar Seni Triwijaya menyatakan. Bahwa pembentukan Sanggar mungkin tidak terlalu sulit. Akan tetapi mengisinya dengan berbagai program kreatif yang mampu menumbuhkan rasa cinta siswa pada seni tentu bukan perkara mudah. Dirinya berharap, dengan hadirnya sanggar seni Triwijaya akan muncul talenta-talenta muda yang memiliki rasa cinta terhadap seni dan budaya bangsanya. Memiliki wawasan dan kompetensi sesuai pilihan bentuk seni yang ingin di pelajari.
“Di sanggar ini, kita akan mempelajari beragam bentuk seni. Seperti seni musik baik tradisional maupun pun modern, seni Tari, seni rupa, teater dan sastra. Harapannya, semakin banyak generasi muda yang ingin menggeluti bidang seni sesuai dengan bakat dan minatnya, maka akan banyak terlahir produk-produk kreatif yang memperkaya budaya kita. Jangan lupa pula, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya harus menjadi kekuatan dalam membangun kepribadian yang cerdas, kreatif, berani berekspresi, berani berkarya dan mampu melembutkan hatinya, menumbuhkan rasa peduli, cinta bangsa dan kemandiriannya dalam bersikap.” Pungkasnya.
Rencananya sanggar seni Triwijaya akan di luncurkan bersamaan dengan kegiatan “Mengantarkan perjuangan memenangkan kehidupan”. Bagi siswa kelas IX SMP Triwijaya dan kelas XII SMK Triwijaya dalam bentuk pementasan kolosal kreasi seni Lembaga Pendidikan Triwijaya.
(Ckr03)