Memahami Bahasa Non-Verbal, "Actions speak louder than words"

Memahami Bahasa Non-Verbal, “Actions speak louder than words”

Memahami Bahasa Non-Verbal, "Actions speak louder than words"

Vakansiinfo – Komunikasi non-verbal atau biasa di sebut juga dengan ‘bahasa diam’ adalah sebuah proses memgirim pesan yang di lakukan oleh komunikator kepada komunikan tanpa menggunakan kata-kata atau pesan verbal dan simbol huruf.

Komunikasi ini sebenarnya tidak lepas dari komunikasi secara verbal. Karena saat terjadinya komunikasi antara dua orang atau lebih, komunikasi non-verbal selalu berada di tempat kejadian bersamaan dengan komunikasi verbal, yaitu gerakan tubuh, kontak mata, ekspesi wajah, dan komunikasi non-verbal lainnya yang tidak tertulis maupun diucapkan.

“Actions speak louder than words” Ungkapan ini sangat tepat untuk menggambarkan pentingnya bahasa tubuh dalam komunikasi. Mari kita pelajari lebih lanjut bagaimana bahasa tubuh dapat memengaruhi interaksi kita dengan orang lain.

Beberapa faktor yang menjadi latar belakangnya komunikasi non-verbal, antara lain:

Norma dan aturan budaya

Norma dan aturan budaya membentuk cara kita berkomunikasi secara nonverbal. Budaya yang berbeda memiliki aturan tak tertulis tentang emosi apa yang pantas ditunjukkan dalam situasi tertentu. Misalnya, dalam budaya yang percaya pada ilmu sihir, kematian seringkali memicu kemarahan karena dianggap sebagai hasil dari tindakan manusia, bukan takdir. Ini menunjukkan bahwa norma sosial tidak hanya menentukan emosi apa yang kita rasakan, tetapi juga bagaimana kita mengekspresikannya. Aturan-aturan ini sering kali bersifat implisit dan pelanggarannya dapat mengakibatkan sanksi sosial.

Baca Juga  Lewat Pelatihan Membaca Nyaring, Gerakan Indonesia Membaca Dorong Kebiasaan Membaca Sejak Dini

Status

Status sosial seseorang dapat memengaruhi cara mereka mengekspresikan dan mengenali emosi. Individu dengan kedudukan yang lebih tinggi seringkali diharapkan untuk mengendalikan emosi, seperti kemarahan

Logat daerah

Teori Dialek Elfenbein dan Ambady menunjukkan bahwa setiap dialek memiliki cara unik dalam mengekspresikan emosi. Di Indonesia, misalnya, logat Batak yang tinggi dan logat Jawa yang lambat menjadi ciri khas. Dialek ini sangat memengaruhi komunikasi nonverbal dan membuat kita lebih mudah memahami orang dari daerah yang sama. Ini membuktikan bahwa ekspresi emosi tidaklah sama di seluruh dunia.

Gender

Cara kita memandang laki-laki dan perempuan telah terbentuk sejak lama dan sangat memengaruhi perilaku kita sehari-hari. Ada aturan tidak tertulis yang mengatakan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan bertingkah. Hal ini juga berlaku dalam cara kita berkomunikasi. Misalnya, perempuan seringkali di izinkan untuk lebih emosional, sementara laki-laki di harapkan untuk lebih tenang. Padahal, setiap individu memiliki cara yang unik untuk mengekspresikan diri.

Memahami bahasa tubuh adalah langkah awal untuk menjadi komunikator yang lebih efektif. Ingat, komunikasi yang sukses tidak hanya melibatkan kata-kata, tetapi juga bahasa tubuh yang mendukung.

Baca Juga  Menuju 1 Dekade, ICHITAN Kembali Dengan Program Bagi – Bagi 300 Juta

(Ati)

Categories: ,