Singkong Cikarawang Hasilkan Bioplastik, Produknya Sampai ke Jepang

Singkong Cikarawang Hasilkan Bioplastik, Produknya Sampai ke Jepang

Singkong Cikarawang Hasilkan Bioplastik, Produknya Sampai ke Jepang

Vakansiinfo, Bogor – Singkong, bahan pangan sederhana yang di kenal murah, kini menjadi komoditas bernilai tinggi. Berkat kolaborasi antara petani lokal di Desa Cikarawang, Greenhope, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Singkong berhasil di olah menjadi berbagai produk inovatif, termasuk bioplastik ramah lingkungan yang telah di ekspor ke pasar global, termasuk Jepang.

Greenhope, bersama Kelompok Tani Setia, telah mengembangkan kapasitas petani lokal melalui pelatihan intensif, pendampingan berkelanjutan, dan dukungan fasilitas produksi. Para petani kini mampu mengolah singkong menjadi produk bernilai tinggi. Seperti tepung mocaf, mie instan mocaf, hingga produk bioplastik berbasis singkong yang menggunakan teknologi mutakhir seperti Ecoplas dan Naturloop. Salah satu produk unggulan, sedotan bioplastik, kini telah menjadi solusi alternatif plastik konvensional di pasar global.

Inovasi dan inisiatif ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto. Yang tertuang dalam buku “Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045”, yang di rilis pada 2023. Dalam buku tersebut, pemanfaatan bioplastik menempati nomor 10 dari 17 program prioritas. Yaitu yang terkait “Menjamin Pelestarian Lingkungan Hidup”, dengan penekanan, “Pemanfaatan bioplastik dalam kehidupan sehari-hari perlu diupayakan sesegera mungkin.”

“Melalui teknologi Ecoplas dan Naturloop. Kami memastikan singkong dari petani lokal dapat di ubah menjadi resin bioplastik yang dapat terurai secara alami. Produk ini adalah solusi nyata untuk menggantikan plastik konvensional yang tidak ramah lingkungan. Terutama yang jika menjadi sampah ternyata tidak viable / ekonomis untuk di daur ulang. Ini merupakan inovasi dalam negeri yang kontekstual dan efektif mengurangi jejak karbon dan polusi mikroplastik. Sambil membawa dampak positif sosial-ekonomi untuk petani Indonesia,” ujar Tommy Tjiptadjaja, CEO Greenhope, dalam acara “From Roots to Market: The Birth of Indonesia’s Bioplastic Industry” di Desa Cikarawang, Dramaga, Rabu (22/01/2025).

Kegiatan yang di lakukan di Desa Cikarawang ini turut di hadiri dan di dukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup, UNDP, BPDLH, para pengguna produk bioplastik, dan stakeholder lainya.

Tommy menjelaskan, berkat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah, kegiatan ini melahirkan industri bioplastik. Sehingga, Indonesia yang kaya akan sumber dayanya akan di rasakan manfaatnya dari hulu hingga ke hilir.

Baca Juga  KAI Logistik Fasilitasi Pelaku Usaha Ikan Hias Binaan KKP

“Kami bersyukur adanya dukungan dari sejumlah pihak. Dari lahirnya industri bioplastik Indonesia terjadi penyerapan yang konstan, sehingga singkong yang di hasilkan petani memiliki nilai ekonomi tinggi dan tercapai kesejahteraan bersama,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono. Mengapresiasi terobosan yang di lakukan Greenhope bersama petani singkong di Desa Cikarawang. Produk dari pati singkong ini, setidaknya turut membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah plastik.

“Bagaimana harus ada cara supaya plastik lebih cepat terurai, makanya saya bersyukur apa yang telah di lakukan Greenhope dan pihak yang menghasilkan produk ramah lingkungan. Saya harap ini bisa menjadi solusi dan mengapresiasi sekali apa yang telah di lakukan. Terutama kepada 130 petani di Desa Cikarawang,” ujarnya.

Penghargaan turut di berikan kepada para pelaku industri yang telah menjadi pelopor dan mendukung penggunaan bioplastik ramah lingkungan. Penghargaan ini di berikan secara resmi oleh KPPLI dan Gerakan Pasti. Sebagai organisasi independen yang memastikan keberlanjutan dalam seluruh rantai ekosistem bioplastik terwujud. Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono, turut mendukung pemberian penghargaan secara simbolis kepada para pengguna bioplastik. Seperti Watsons, Sarirasa Group, Ecorasa, Tessa, Dewata by Monsieur Spoon, Kharisma Plastikindo, dan Rekam Nusantara. Ini membuktikan bahwa solusi ini telah di terima oleh berbagai sektor industri.

“Produk bioplastik dari singkong ini tidak hanya membantu mengurangi polusi plastik, tetapi juga menciptakan solusi ramah lingkungan yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Saya mengapresiasi langkah Greenhope dan semua pihak yang terlibat, terutama para petani Desa Cikarawang,” ujar Diaz.

Baca Juga  Beyond Air: HUAWEI MatePad 12 X dengan Layar PaperMatte Ultra Bright dan PC-Level WPS Office Hadirkan Pengalaman Lebih Dari Laptop

Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup, Damayanti Ratunanda menyampaikan bahwa pihaknya selalu berkomitmen mendukung sustainability. Hal itu di tunjukkan dengan peluncuran program Catalytic Funding bersama UNDP untuk membantu beberapa instansi memperluas dampak positifnya terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola.

“Kami senang melihat wajah-wajah para petani hari ini yang tersenyum karena kami melihat memang sudah ada solusi untuk menjual produk-produk dan alternatif produk dari petani-petani” ucapnya.

Nila Murti ASSIST National Project Manager United Nations Development Programme (UNDP) mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas suksesnya program Catalytic Funding. Proyek ini dikerjakan bertujuan membantu pemerintah Indonesia untuk bisa mencapai target-target pembangunan berkelanjutan.

“Kami ingin terus mengakselerasi kontribusi dari sektor swasta untuk bisa mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Seluruh rangkaian program ini bermanfaat untuk memberdayakan para petani. Tidak hanya memproduksi singkong untuk bahan pangan, tetapi juga untuk menghasilkan produk material sebagai bahan untuk membuat produk-produk yang biodegradable dan sudah diterima manfaatnya oleh banyak pelanggan. Kami berharap ini bisa terus di lanjutkan,” ujar Nila.

Singkong Cikarawang Hasilkan Bioplastik, Produknya Sampai ke Jepang

Ketua kelompok Tani Setia Cikarawang Ujang mengatakan, berawal ingin menjadi desa mandiri yang dapat mensejahterakan warga, pihaknya melakukan kolaborasi dengan Green Hope. Berbagai pelatihan, pembinaan dan pendampingan diberikan, agar hasil dari pertanian memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Tidak hanya bantuan, tapi kami juga dapat pelatihan bagaimana bahan baku singkong dapat menjadi tepung. Selain itu, Alhamdulillah kita juga di bantu mengenai packaging,” terang Ujang.

Terwujudnya kolaborasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan ini, menunjukkan semuanya berhasil berperan dalam menciptakan ekosistem bioplastik yang sirkular dan berkelanjutan, di mulai dari hulu hingga ke hilir.

(Eff)

Categories: , ,