Sel. Sep 9th, 2025

Menparekraf Sandiaga Di Tantang Pelaku Ekraf Serang Buat Batik Ecoprint Teknik Shibori

Batik Ecoprint Teknik Shibori

Vakansiinfo, Serang – Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno di tantang untuk membuat batik ecoprint dengan teknik shibori oleh para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Serang, Banten. Menparekraf Sandiaga bersama Pj Gubernur Banten Al Muktabar di tantang pemilik usaha batik ecoprint Cahaya Cinta Carenang Vina. Untuk mencoba langsung proses batik ecoprint dengan teknik shibori. Teknik shibori di Indonesia banyak di kenal untuk di aplikasikan di kain dengan teknik serupa. Misalnya di Jawa ada jumputan, Banjarmasin di namakan sasirangan, ataupun di Palembang di kenal dengan pelangi.

“Ini sebagai salah satu inovasi bagi pelaku kriya, dan cara ini juga sebagai upaya memuliakan lingkungan dan kelestarian alam.” Kata Menparekraf Sandiaga Uno saat kegiatan Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) di Plaza Aspirasi, Serang, Banten, pada Sabtu (19/08/2023).

Beraneka ragam batik Indonesia dengan motif dan khas berbeda-beda

Indonesia memiliki beraneka ragam batik yang tersebar di berbagai daerah. Yang setiap daerahnya memiliki motif atau ciri khas serta makna yang berbeda-beda. Selain itu, ada beragam jenis teknik dalam pembuatan batik. Seperti teknik canting tulis, teknik printing, teknik colet, dan teknik celup ikat atau jumputan. Batik jumputan bisa di artikan sebagai salah satu jenis batik yang di buat melalui cara menghias dengan ikat celup. Adapun cara kerja batik jumputan yaitu mengikat kencang beberapa bagian kain kemudian di celupkan pada pewarna pakaian. Vina owner dari Cahaya Cinta Carenang menjelaskan produk yang ia buat adalah inovasi dari produk batik ecoprint yang di kombinasikan dengan teknik shibori (teknik melipat dan pengikatan serta pewarnaan). Yang membuat produk ini berbeda dari ecoprint biasanya.

Baca Juga  HEKRAFNAS Jadi “Lebaran” Para Pelaku Ekonomi Kreatif Indonesia

Teknik pewarnaan dengan cara di ikat dan di celup dalam larutan pewarna. Dalam pembuatan shibori bahan yang di gunakan adalah kain putih katun, glossy, dan pewarna kain.

“Pewarnanya dari kunyit untuk warna kuning, secang untuk warna orange, teger untuk warna cokelat, indigo untuk warna biru, dan daun jati untuk ungu.” ujarnya.

Selain itu usaha yang di rintis Vina, sudah mengurangi penggunaan plastik, kecuali untuk pembelian melalui platform online untuk kemasan. Bagi konsumen yang membeli langsung di berikan kemasan khusus yang ramah lingkungan.

“Untuk bahan ecoprint tersebut harganya Rp200 ribu dan bisa di pakai untuk pakaian, kain, dan jilbab,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hariyanto; Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Oneng Setya Harini; dan Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Anggara Hayun Anujuprana.

( *)

Related Post