Vakansiinfo, Jakarta – Pasar perangkat lunak keamanan endpoint Indonesia tumbuh 10,8% year-over-year (YoY) pada 2H22. Menurut International Data Corporation (IDC) Worldwide Semiannual Software Tracker. Perusahaan-perusahaan di Indonesia meningkatkan investasi mereka untuk perangkat lunak keamanan endpoint agar dapat melindungi aset mereka pada endpoint. Seperti komputer desktop, laptop, perangkat seluler, server, dan perangkat lain yang terhubung ke jaringan.
“Dalam peralihan perusahaan ke pengaturan kerja yang lebih fleksibel dan adopsi teknologi cloud, mobile, dan IoT. Terjadi peningkatan kesadaran perusahaan akan pentingnya memperkuat keamanan endpoint untuk mengatasi risiko keamanan siber terhadap bisnis mereka. Implementasi perangkat lunak keamanan endpoint yang menggabungkan langkah-langkah pencegahan, deteksi & respon endpoint (EDR). Dan teknologi hardening yang kuat memainkan peran penting dalam mitigasi upaya serangan.” Kata Sandika Putra, Associate Market Analyst, IDC Indonesia.
IDC mendefinisikan pasar perangkat lunak keamanan endpoint sebagai produk yang di rancang untuk melindungi pengguna akhir secara fisik maupun virtual. Yaitu perlindungan untuk perangkat komputasi pribadi seperti infrastruktur desktop virtual, server, beban kerja virtual, dan ponsel pintar. Dari serangan siber melalui kode jahat dan pendeteksi perilaku berbahaya. Serta mengurangi kerentanan melalui teknik pengurangan serangan permukaan. Dan pembatasan radius serangan pada berbagai sistem operasi (seperti Windows, Linux, macOS, iOS, Chrome OS, dan Android).
Menurut Survei Trust & Security IDC 2022
perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah mengimplementasikan strategi kepercayaan dan keamanan. Yang bertujuan untuk memberikan dampak pada keberlanjutan, penghematan biaya, dan ketahanan bisnis. Namun, laporan IDC Cybersecurity Outlook 2023 menyoroti bahwa saat ini organisasi sedang berjuang dengan meningkatnya kompleksitas di lingkungan infrastruktur mereka. Terutama dari adopsi operasi multi/hybrid cloud. Selain itu, implementasi praktik kerja dari rumah telah memperluas parameter yang perlu di jaga oleh perusahaan. Sehingga menimbulkan tantangan dalam mengelola keamanan secara efektif di berbagai platform dan lingkungan. Survei Trust & Security IDC 2022 juga mengungkapkan bahwa 22% perusahaan di Indonesia memiliki kekhawatiran akan kehilangan kekayaan intelektual yang mungkin terjadi dari serangan keamanan siber yang semakin canggih.
Pasar keamanan endpoint dapat di bagi menjadi dua segmen: consumer digital life protection (CDLP) dan keamanan endpoint perusahaan. CDLP menyediakan solusi keamanan siber yang komprehensif untuk melindungi perangkat, data, dan aktivitas online pengguna. Meningkatkan keamanan digital dan pengalaman online mereka. Keamanan endpoint perusahaan memiliki dua komponen utama: modern endpoint security dan server security. Modern endpoint security melindungi perangkat komputasi pribadi dengan cara mendeteksi kode jahat dan perilaku berbahaya serta mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi ancaman. Server security berfokus pada perlindungan server fisik dan cloud.
Di Indonesia, CDLP merupakan proporsi terbesar dari endpoint security. Dalam hal pertumbuhan, pasar ini di harapkan untuk mengalami pertumbuhan sebesar satu digit. Karena konsumen sekarang memiliki akses ke layanan alternatif bawaan atau layanan gratis yang menawarkan fitur sejenis, termasuk antivirus, anti-malware, anti-phishing, dan bahkan layanan VPN. Di sisi lain, keamanan endpoint perusahaan mengalami pertumbuhan yang lebih kuat yang di dorong oleh adopsi infrastruktur berbasis cloud dan praktik kerja mobile yang meningkat. Pasar keamanan endpoint modern di Indonesia meningkat sebesar 17,9% YoY. Keamanan server juga semakin populer di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan yang mencapai 28,1% YoY.
Keamanan Endpoint Perusahaan di Pengaruhi Beberapa Faktor
Pentingnya keamanan endpoint perusahaan di pengaruhi oleh berbagai faktor. Adopsi proses bisnis digital berbasis cloud menghadirkan risiko baru. Yang memerlukan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data sensitif dan operasi penting. Posisi Indonesia sebagai salah satu salah satu negara dengan nilai belanja teratas dalam teknologi IoT di Asia/Pasifik (tidak termasuk Jepang dan China) menegaskan perlunya perlindungan endpoint yang di perkuat. Seiring meningkatnya jumlah dan keragaman ancaman, organisasi menghadapi tantangan yang signifikan dalam mengamankan endpoint mereka. Mengakibatkan di lakukannya adopsi pendekatan dan alat baru untuk keamanan endpoint. Dalam konteks Indonesia, faktor-faktor regulasi juga mendorong kebutuhan akan keamanan server. Regulasi BSSN mengharuskan organisasi yang mengoperasikan sistem elektronik untuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang memadai, dengan tujuan melindungi dari potensi serangan siber dan meningkatkan keamanan siber secara keseluruhan.
Pasar perangkat lunak keamanan endpoint di perkirakan akan terus mengalami pertumbuhan seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keamanan. Hal ini sebagai respons terhadap insiden keamanan siber yang terjadi di Indonesia, termasuk kasus kebocoran data yang terkenal dan melibatkan beberapa perusahaan terkemuka dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini akan di dorong lebih lanjut oleh munculnya adopsi praktik kerja jarak jauh secara luas dan meningkatnya penggunaan cloud computing.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai IDC Worldwide Semiannual Big Data and Analytics Software Tracker. Silakan hubungi Sandika Putra di sputra@idc.com. Untuk pertanyaan seputar media, silakan hubungi Fenny Tjandradinata di ftjandradinata@idc.com atau Jane Yap di jyap@idc.com.
(Mur)